Part 37

22.8K 1.1K 93
                                    

asslamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu...

sebelum nya lala mau ngucapi, minal aidin walfa'idzin (dahl lewat thor). kalo lala banyak salah, banyak tutur kata yang bikin readers sakit hati ataupun dendam lala minta maaf yah uyyy :)

btw..... busway... trans jakarta ehehehehehhe

Lala gak bisa up beberapa bulan karena hp Lala koid, alias  dead , alias metong guyssssssssss... Lala mau mewek tapi entah gimana, Lala harus pulang balik warnet, harap sabar yah !

kata emak nunggu selesai semesteran baru ada yang balu (mimpi).  maaf sekali lagi maaf, bakal di usahakan up gak selama ini yah! \

--------------------------------------------------------------

Keadaan sunyi malam ini menemani Niswah yang masih terlelap dalam tidur panjangnya, setelah proses chamoteraphy yang ia jalani  beberapa hari kemarin malah membuat kondisi tubuhnya drop, sel kanker yang dulunya tertidur  tiba-tiba kembali bangkit, dan mengerogoti tubuhnya, ia sempat membuka mata beberapa jam, lalu setelahnya kembali rasa sakit menyerang hingga detik ini tidak ada niatan mata lentik itu untuk membukannya.

Hafidz menatap lembut Niswah dibalik kaca pembatas, dikarenakan Niswah harus berada pada ruang  isolasi,  ruang khusus bagi pengidap penyakit ganas seperti-nya. Hafidz menghela nafas panjang, menanti harapan yang tak pasti, menanti seorang bidadari yang sayapnya semakin luruh tak beraturan.Tuhan! jika esok mata itu tak lagi terbuka lalu bagaimana dengaannya menjalani hari esok? Tepukan lembut seseorang mengalihkan perhatiannya dari bidadari surganya yang tergolek lemah.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [al-Anbiyâ'/21: 35]"

"Tak ada yang tau mengenai kematian, Hafidz. Tugas manusia hanya memperbaiki diri dan mengumpulkan amal saleh untuk pembekalan di hadapannya nanti," ucap Lukman yang tau akan ketakutan Hafidz yang kini terdiam.

"Sakit adalah penggugur dosa, bukan kah kau tau, bahwa Niswah merupakan sosok kuat yang selama ini mendampingimu, ia tak akan kalah terhadap penyakitnya, dan sudah menjadi tugas kitalah sebagai penyemangat agar ia selalu melawan segala kesusahannya, bukan meratapi tubuh ringkihnya yang tak setegar dulu."

"Kamu benar, Lukman. Wallahi!  aku ikhlas seumpamanya Niswah kembali padanya, aku hanya sedang berfikir, sudahkah hati itu memaafkan aku, sudahkah bidadari itu merasa bahagia meski hanya beberapa detik saja. aku masih merasa banyak beban yang kutanggung jika ia tak kembali membuka mata indahnya, bagaimana hidupku nanti? Bagaimana dengan cita-citany? Mengapa takdir begitu kejam memborbartir kekuatan hatinya, tak cukupkah saat aku melukai dan mengkhianati rumah tangga kami?"

"semua masih bisa di perbaiki,"a

ya. Hafidz tau dan sekarang adalah saatnya yang tepat untuk menata kembali puing itu.

Hafidz melangkah mendekati Abi Niswah yang tampak tenang, meski Hafidz tau, ada kesedihaan dan kegundahan yang coba beliau tutupi dari hadapan sang istri dan sang anak sulung yang tengah menangis terisak.

"Hafidz, mengapa kau berlutut? Bangunlah, Nak," ucap Abi Niswah yang kaget melihat Hafidz tiba-tiba berlutut dihadapannya, tak hanya Abi Niswah saja yang terkejut, tapi Rian, Lukman beserta Naufal  juga terheran melihat Hafidz.

Aku,Kamu & Seuntai DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang