Semua berjalan normal, Niswah dan Hafidz sama-sama mengetahui keburukan masing-masing seperti Hafidz yang selalu mendemgkur setiap tidur dan Niswah yang tidak bisa tidur jika tidak memegang rambut seseorang, seperti tadi malam Niswah baru tertidur jam 3 dini hari disebabkan Hafidz yang lembur di kantor semenjak menikah perusahaan Abinya Hafidz dilimpahkan kepada Hafidz semua mengakibatkan Hafidz sibuk dan harus pulang larut malam.Pagi ini Niswah terlambat bangun sehingga tidak sempat membuat sarapan.
"Mas Niswah minta maaf." ucapnya membuat Hafidz tersenyum geli, astaga istri kecilnya sangat lugu padahal sudah menikah hampir sebulan tapi sifat nya masih malu membuat Hafidz gemas sendiri.
"Kamu tau gak Mas tidak menyesal meminangmu." Ia merangkul Niswah dan membisikkan sebuah kalimat.
"Ana uhibbuki fillah." Niswah yang mendengarnya hanya tersenyum, seketika serasa ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya, detak jantungnya yang cepat berharap Hafidz tak mendengarnya sama sekali.
"Yaudah kamu mau kuliahkan? Bareng Mas aja."
"Iya Mas, bentar ya Niswah ngambil tas dulu."
---*---
Dalam perjalanan menuju kampus Niswah kebanyakan diam, ia merasa tubuhnya kurang fit dan terasa lemas, Hafidz yang melihat itu mulai khawatir.
"Kamu gak papa?"
"Gak papa kok Mas." bohong Niswah agar Hafidz tidak khawatir bukan apa-apa masalahnya Hafidz sangat protektif jika Niswah sakit dikit saja.
"Yaudah udah sampai, nanti kalau udah selesai datang aja keruangan Mas." Niswah hanya mengangguk mengiyakan.
"Niswah turun dulu ya Mas, assalamualaikum."
"Gak ada yang lupa?"Hafidz sengaja memancing Niswah, ia ingin bermain dulu bersama istri kecilnya. Sedangkan Niswah yang tidak mengerti hanya memunculkan raut wajah yang membuat Hafidz tertawa.
"Sini agak deketan." Niswah pun mengikuti perintah sang suami tanpa rasa curiga.
"Kenap- ..."
CUP
Satu kecupan kening membuat pipi Niswah merona, dan Hafidz tertawa geli padahal ini bukan yang pertama kali.
"Apa ini Pipi atau tomat?"
"Mas nyebelin."
"Nyebelin tapi bisa bikin kamu bulshing."
"Enggak!" Hafidz menatap mata Niswah membuat Niswah gelagapan ditatap intens seperti itu.
"Ini apa kok merah?"
"Anggap aja pembiasan cahaya."
"HAHAHAHAHA." tawa Hafidz tak bisa ia tahan lagi, Niswah yang melihat itu kesal dan langsung keluar mobil tanpa menghiraukan ocehan Hafidz.
"Sayang salamnya belum." Teriak Hafidz tanpa memperdulikan tatapan para mahasiswanya yang merasa aneh, mereka memandang Hafidz yang biasa tegas dan berwibawah berteriak keras memanggil gadis yang kini menatapnya jengkel.
Banyak bisik-bisik yang membuat telinga Niswah mendidih.
Ya ampun pak Hafidz tambah kece
Gak cocok disandingkan dengan Niswah
Pasangan serasi
Dosen ganteng udah dateng, tapi sayang udah ada yang punya
Dan masih banyak lagi ocehan yang membuat telinga Niswah siap meledak, jika saja ini tidak di kampus ia akan mencabik mulut teman mahasiswanya ini.
Astagfirullah ya Allah ampuni hamba. Batinnya.
"Assalamualaikum." Setelahnya Niswah masuk ke gedung kampus,dengan menghentakkan kakinya membuat Hafidz menatap aneh sang istri.
"Niswah kenapa?" Batinnya
Setelah menatap sekelilingnya Hafidz tersadar apa yang membuat istri kecilnya marah seperti tadi, Hafidz terkekeh membuat beberapa Mahasiswi memekik kegirangan.
Hafidz masih menatap punggung Niswah yang merajuk karna cemburu, cemburu? Bahkan Hafidz tak menyangka jika Niswah orang yang pecemburu.
"Ya Allah! Betapa bahagianya jika sudah halal." Ia mulai memarkirkan mobilnya diparkiran khusus dosen.
"Sarapan dulu dicafe depan, masih ada 30 menit lagi." Hafidz pun memasuki cafe depan kampus, dan ketika ia hendak memesan tiba-tiba seseorang menabraknya dan menumpahkan jus yang ia bawa ke pakaian Hafidz.
"Eh sorry sorry."
Deg..
Suara ini, apa mungkin dia.
"Hafidz ..."
Hafidz tidak berani mendongakkan wajahnya, tanpa sepengetahuan orang lain Hafidz meramalkan doa agar yang dipikirkannya tidak terjadi, tapi ketika ia mendongak semua doanya tidak terkabul, seseorang yang sangat ia hindari dalam hidupnya kini berada tepat didepan matanya dengan wajah yang terkejut, sebetulnya Jafidz terkejut namun ia langsung mengubah raut wajah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku,Kamu & Seuntai Doa
Romance"Ijinkan aku berpoligami," ucap Hafidz dengan wajah tegang. Niswah menatap tak percaya lelaki dihadapannya lelaki yang ia anggap imam sempurna ternyata menjadi belati yang menusuk relung hatinya. PLAKKKKK...!!! "Aku percaya ketika tanganmu menjabat...