part 22

31.3K 1.5K 165
                                    

Niswah tiba di rumah Nabila tepat pukul 21:00 WIB, keadaanya jauh dari kata baik, mata yang bengkak, sungguh miris.

"Assalamualaikum," ucap Niswah dengan nada bergetar dan sangat lemah.

"Nabila, Bil." Tak ada sahutan dari dalam, keadaan rumah Nabila sangat sepi, kemana Nabila pikir Niswah.

Sedangkan Hafidz masih merutuki kebodohannya, telah melukai istri yang seharusnya ia beri kasih sayang, rasanya Hafidz tidak sanggup untuk hidup.

Drtt Drtt Drtt

Deringan handphone membuatnya berdiri mau tidak mau, setelah melihat nama yang tertera, jantung Hafidz langsung terpacu tak beraturan.

Ummi calling...

Apa Niswah pergi ke rumah Ummi? Oh ayolah Hafidz, sudah tentu ia akan pulang, jika tidak mau kemana istri kecilnya itu, istri kecil? Mengingat itu membuat hatinya nyeri, memori-memori kebersamaan mereka terekam jelas, berputar bagai kaset rusak.

Drtt Drtt Drtt

Lamunan Hafidz langsung terpecah, dengan pikiran yang berkecamuk ia mengangkat panggilan yang mungkin sudah ke 10 kali.

"Assalamualaikum Ummi. Ada apa?"

"Waalaikumsalam Hafidz, gimana kabar kalian? Kapan kesini?"

"Ba-baik Ummi."

"Ke mana Niswah, Nak?"

Deg!

Niswah tidak ada di rumah Ummi, lalu kemana pergi istrinya itu, astaga Hafidz mengapa kau tidak mengejarnya tadi? Hafidz diam memikirkan kebodohannya.

"Hafidz, semua baik kan nak?"

"Eh, baik kok Mi."

"Niswah mana, Nak?"

Hafidz langsung terdiam. Apa yang harus ia jawab, bahkan sampai sekarang ia tidak mengetahui dimana keberadaan Niswah.
"Ada kok Mi, lagi tidur." Bohongnya, oh Hafidz sudah berapa banyak dosamu?

"Oh, ya sudah Ummi titip salam sama Niswah yah, Ummi tutup dulu assalamualaikum."

Hafidz terdiam, pikirannya berkelana ke sosok Niswah, dimana dia.

***

"Nis,Niswah!" Niswah langsung terbangun,Nabila yang awalnya kaget melihat Niswah tertidur di teras rumahnya pun merasa heran, ada apa dengan sahabatnya ini? Seperti orang yang di usir dari rumah.

Belum sempat Nabila bertanya, Niswah langsung menghambur kepelukkan Nabila,menumpahkan air mata yang sudah tertahan sejak tadi,sesak di dadanya kian bertambah seiring Nabila memeluknya dengan erat.

Nabila tahu apa yang di rasakan sahabatnya satu ini, ia melihat betapa kerasnya Niswah memperjuangkan pernikahannya,Namun apa yang di dapat hanya luka yang tak terobati.

"Niswah, sudahlah! Kita masuk yah."

Niswah mengekor di belakang Nabila,sedangkan Nabila langsung ke dapur mengambil segelas air putih.

"Apa yang terjadi Niswah?"

Setelah 10 menit lebih Nabila menunggu Niswah tenang, akhirnya ia angkat bicara.

"Aku, aku tak sanggup hiks lagi Nabila, aku me-menyerah hiks ..."

Nabila langsung memeluk Niswah, apa yang harus ia lakukan, ia sangat bingung,kisah Niswah sangat rumit.

"Apa salahku, ke-kenapa Mas Hafidz tega hiks ... Mbak Syilia mereka ada apa?"

"Bersabarlah Niswah, dia akan segera sadar."

Aku,Kamu & Seuntai DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang