part 49

10.9K 574 43
                                    

"mereka benar, bersyukur adalah cara menikmati hidup yang sesungguhnya, dengan bersyukur dan menerima semua, maka yang akan di terima juga akan menerima kita"
----------------------------------------------------------

Halo! Assalamualaikum....malam semua, bagaimana kabarnya?
Semoga senantiasa Tuhan beri kesehatan jasmani dan rohani.

Btw cerita ini bakal Lala selesaikan kira-kira 3 part lagi, stay terus yah, dan tetap dukung Lala di karya yang lainnya.

Lala sayang kalian 😘😘😘

BTW ADA YANG MAU JADI DOI LALA GAK? LALA BOSEN JOMBLO 😭😭😭

"Syilia! "

Barang Syilia langsung menegang ketika ia berbalik badan, di sana, tepat tak jauh dari hadapannya, berdiri seorang wanita yang hati anaknya telah ia rusak serusak-rusaknya, wanita yang dulunya bermain bersama dengannya, kini menjadi wanita yang harus menanggung sakit melihat ia bermain bukan dengan mainan pada lazimnya, tapi bermain api dengan suami anaknya. Wanita yang ia panggil "Mbak" kini menatapnya tengah tatapan terkejut sarat akan kecewa.

"M-mbak.." langsung saja Syilia menghampiri ummi nya Niswah, bertekuk lutut meminta maaf sedalam-dalamnya, kini ia tau, jalan yang ia pilih salah, dan betapa tidak tau dirinya ia menjadi manusia, sudah bagus keluarga Niswah mau mengangkatnya menjadi anak, menerima dan menganggap ia menjadi bagian keluarga.

"M-mbak, Lia minta maaf hiks, Lia nyesel mbak, maafin Lia hiks."

Ummi Niswah hanya diam, menatap kosong lorong di depannya, entahlah, hatinya beku untuk memaafkan kesalahan sang adik, tidak mudah baginya melupakan segala perbuatan Lia terhadap anaknya, ia belum bisa terima sepenuhnya, seperti itu juga ia terhadap Hafidz, meski ia diam saja, tapi jujur jauh di dalam hati ada ketidak relaan membiarkan anaknya kembali kepada lelaki itu.

Sedangkan Hafidz masih terdiam, ia ingat, setelah pengakuan siapa Syilia, paginya wanita itu mengajukan resign sebagai sekretarisnya, bahkan ia tak ingat jika Syilia masih sekretaris di perusahaan Abinya, karna ia sama sekali tidak fokus terhadap perusahan, kesehariannya ia hanya mengajar dan menemani Niswah di rumah sakit, sedangkan perusahaan beberapa waktu ini di jalankan oleh sang Abi kembali.

"Lia tau Lia salah mbak, dan kesalahan Lia termasuk kesalahan fatal, Lia ingin memperbaiki semuanya meski tak akan sama lagi," ucap Syilia pelan, namun lagi dan lagi yang di ajak berbicara masih terdiam.

"Kalau Mbak belum bisa memaafkan Lia gak papa, Lia sadar itu, tapi bolehkan Lia melihat Niswah suatu saat, Lia ingin meminta maaf padanya."

"Tidak!" Sahut Hafidz keras, bagaimanapun ia tak ingin mengambil resiko, wanita di hadapannya ini memiliki hati ular, bisa saja ia merencanakan sesuatu untuk sang istri.

Syilia langsung menegang di tempatnya mendengar suara lantang Hafidz, di tambah tatapan tajam dan dingin yang menghunus relung hatinya, tak ada lagi yang bisa menerimanya hadir, bahkan saudara nya sekalipun, semua menatapnya selayaknya kuman yang wajib di basmi.

Hatinya berdenyut sakit, ya Allah , sakitnya ketika kehadiran diri kita tidak lagi di terima di manapun ternyata seperti ini, sampai rasanya Syilia enggan hidup lagi, ia ingin kembali ke pangkuan tuhan, tapi ia belum bisa kembali dengan tenang, jika maaf pun tak ia dapatkan.

Syilia kembali menatap Hafidz dengan pandangan sendu, ia tak menyangka bahwa setidak mau itu Hafidz melihatnya, terlebih ketika ia melihat kearah Mbak nya, tatapan tajam dan dingin menjadi santapannya.

Aku,Kamu & Seuntai DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang