part 28

33.6K 1.9K 215
                                    

Hafidz menghempaskan tangan Syilia yang berada di lengannya, ia menatap Syilia sendu, sungguh semua permasalahan ini berawal dari dirinya yang tidak bisa menentukan pilihan nya secara bijaksana.

"Ak-aku kehilangan dia hiks... aku kehilangan dia, KAU LIHAT AKU KEHILANGAN DIA SYILIA!... hiks aku kehilangan sesuatu yang belum aku sadari keberadaannya, mengapa aku bodoh? Hiks... aku serakah, mengapa bukan aku yang kau ambil Tuhan?"

Syilia menatap sendu Hafidz yang terlihat kacau, ingin ia memeluk Hafidz namun belum sempat Syilia memeluk Hafidz lengannya langsung terhempas.

"Batasi dirimu Syilia!" Suara yang penuh dengan intonasi penuh emosi itu membuat keadaan kembali tegang, terlihat disana dua wanita yang memasang wajah kecewa dan juga dua laki-laki paruh baya yang memandang dengan wajah murka.

"Apa salah anakku padamu Syilia? Apakah ada ia menyakitimu?" ucap Ummi Niswah dengan wajah sendu dan lirih, ia tak menyangka adiknya sendiri yang membuat rumah tangga anaknya jauh dari kata baik.

Apa salah anaknya pada wanita yang faktanya adalah saudaranya, Ummi Niswah memejamkan matanya, menghalang emosi yang sesungguhnya sudah membuncah di atas ubun-ubunya. Sungguh ia terkejut ketika mendengar pengakuan dari Nabila yang saat ini tengah memandang wanita serta seorang pria di hadapannya dengan pandangan jijik dan miris.

"Aku tidak akan menyalahkanmu, mungkin ini salahku juga sebagai Ummi , terimakasih atas semuanya Lia, berbahagialah."

Hafidz menatap kedua orang tuanya dengan pandangan kosong, terlihat Umminya sudah menangis dan Abi nya yang memandangnya dengan sorot mata kecewa.

"Entah apa yang salah dengan didikkan Abi padamu Hafidz, Abi tidak pernah mengajarkan kamu menjadi manusia tamak," ucap Abi Hafidz dengan penuh penekanan, saat ini semua orang tengah di lingkupi rasa emosi, jika tidak bisa mengontrol maka semua akan selesai, maka dari itu Abi Hafidz mencoba sebaik mungkin agar tidak mengamuk di hadapan banyak orang.

"Aku tidak tau, apa salah anakku padamu Hafidz... jika dia memilki kekurangan yang tidak bisa kamu toleran kembalikan dia pada kami dengan cara kau mengambilnya kemarin, aku berharap perceraian kalian cepat dilaksanakan, aku tidak ingin anakku semakin tersiksa."
Hafidz mematung, lagi dan lagi semua orang menyuruhnya berpisah, dan sekarang! Ayah mertuanya sendiri yang memaksa ia segera melepaskan Niswah, apakah tidak ada lagi kesempatan kedua untuknya.

Abi Niswah hendak melangkah, hingga kalimat yang di lontarkan Hafidz membuatnya sedikit terkejut.

"Aku mohon jangan abi, demi Allah aku tidak akan melepaskan Niswah... ak-aku akan memperbaiki semuanya."

"Pergilah Nak, carilah kebahagiaanmu, aku tahu kebahagiaanmu tidak ada pada putriku, maka lepaskan dia."

"Kalian tidak ada yang mengerti, KALIAN EGOIS! KALIAN HANYA MEMIKIRKAN NISWAH, Apa kalian pernah berfikir menjadi aku, yang berdiri diatas pilihan yang sulit," ucap Hafidz yang sudah terlihat kacau dan tidak lagi memakai logikanya, yang ia inginkan hanya bersama dengan Niswah apapun keadaannya nanti.

"Mengerti bagaimana maksudmu Nak, bahkan Niswah sangat mengertimu, kalau pun saat kemarin kamu mengatakan ada wanita lain, maka aku sebagai abinya tidak akan memberikan putriku kepadamu." Abi Niswah terlihat sudah menahan emosi, berbeda dengan Abi Hafidz yang diam karena malu serta kecewa terhadap anaknya.

"Niswah juga salah, ia membiarkan ini berlarut-larut, andai saja ia bercerita kepada kami, kejadian ini tidak akan ada.... kumohon lepaskan putriku Hafidz!"

Air mata Hafidz lolos seketika, persediaannya kembali rapuh, belum sempat ia berdiri, tubuhnya kembali menyentuh lantai.

Bugh!

Aku,Kamu & Seuntai DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang