Hafidz povAku tidak bersemangat menghadiri undangan Tomi tapi mau bagaimana lagi sudah lama itu anak tidak menampakkan batang hidungnya, lagi pula mungkin ini acara sekalian untuk reuni, namun aku merasa ada sesuatu yang aku lupakan dan sesuatu itu sangat penting.
"Mas jadi?"
Akh! Itu suara wanita yang akhir-akhir ini mengganggu memori otakku, wanita yang dulunya sangat aku cintai atau mungkin sampai sekarang entahlah!
"Mas!" Aku kembali dari dunia khayalku, kutatap matanya yang memandangku lembut seperti pandangan beberapa tahun silam, tak dapat kupungkiri bahwa getaran itu masih ada dalam ruang hatiku.
Aku hanya mengangguk, segera kurapikan semua berkas yang ada di mejaku kulihat dia berjalan kearahku lalu mengambil alih pekerjaanku yang sedang membereskan berkas-berkas membuat tanganku yang hendak mengambil kertas yang berceceran berhenti.
"Udah biar aku saja Mas."
Aku hanya memandangnya,biarlah kebetulan aku sedang lelah saat ini karena jam 11 siang tadi aku harus mengajar dan setelahnya aku berangkat lagi ke kantor.Setelah selesai membereskan Syilia menatapku lama membuat aku mau gak mau juga menatap matanya, teduh! Mata itu masih sama seperti beberapa tahun lalu masih teduh untuk dipandang. Astagfirullah! Apa yang sedang aku pikirkan, sadar Hafidz!
Aku memutuskan kontak mata terlebih dahulu sedangkan dia masih melihatku, astaga Syilia apakah ia gadis yang tak mengerti ajaran agama.
"Cepatlah!" Ucapku geram yangwl melihatnya tidak bergerak dari posisi semula, setelah ucapanku tadi dia mulai berjalan ke arahku, segera kami menuju loby kantor menuju mobilku yang sedang terparkir rapi.
"Masuk!"
Syilia langsung duduk di kursi penumpang disebelahku suasana di mobil canggung tidak ada obrolan yang memenuhi perjalanan, sampai 20 menit kemudian mobilku memasuki pekarangan rumah Tomi yang sudah ramai oleh teman-teman masa SMA.
"Wow! Bapak dosen telah hadir," celetuk Tomi membuat perhatian para tamu menatapku lalu tersenyum yang kubalas juga dengan senyuman.
"Sama siapa bro?"
"Sam-...," ucapanku terpotong oleh suara perempuan yang kini sukses membuatku mati kutu.
"Hai!"
"Wah ternyata Pak dosen bareng mantan toh."
Seketika suasana berubah menjadi riuh oleh bisik-bisik, sedangkan Syilia hanya tersenyum tipis, aku hanya memutar bola mata malas, jengah dengan keadaan yang seperti ini, namun perhatianku merapihkan oleh sosok dua orang yang kini memandangku dengan wajah yang Akh! bisa dibilang keget, kecewa, marah, aku tak bisa melakukan pembelaan seperti maling yang tertangkap basah.
"Lia, aku kau kesana dulu." Aku berpamitan pada Syilia menghampiri Lukman dan Rian, yah 2 sosok yang aku katakan adalah Lukman dan Rian sahabatku yang sangat tahu betul bagaimana jalan hidupku.
"Kau bersama Lia?"
Sudah kuduga ini adalah topik yang akan dipertanyakan. Apalagi Rian yang memang notabenya cerewet, akan ada wawancara dadakan di acara ini.
"Seperti yang kamu lihat," jawabku santai, sebenarnya jika boleh jujur aku tak suka bahas masalah ini.
"Oh! Kok bisa?"
"Syilia sekretarisku, dan tadi Tomi datang ke kantor tepat pada saat itu Syilia juga berada dalam ruanganku."
"Hah! Sekretaris?" Ucap Rian kaget, jujur sedari tadi hanya aku dan Rian yang mengeluarkan suara, sedangkan Lukman hanya memandangku tanpa bersuara, membuat aku tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku,Kamu & Seuntai Doa
Romance"Ijinkan aku berpoligami," ucap Hafidz dengan wajah tegang. Niswah menatap tak percaya lelaki dihadapannya lelaki yang ia anggap imam sempurna ternyata menjadi belati yang menusuk relung hatinya. PLAKKKKK...!!! "Aku percaya ketika tanganmu menjabat...