Chapter 8 : Kronologi

572 53 8
                                    

Mansion Neji Hyuuga, Osaka, Japan

Mansion Neji Hyuuga, Osaka, Japan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12.00 AM

Neji dengan setia duduk disamping Tenten, menunggu wanitanya itu sadar. Terhitung sudah satu jam sejak mereka sampai kesini Tenten belum juga membuka matanya

Padahal luka-luka ditubuhnya sudah diobati oleh dokter Tsunade, tapi kenapa dia belum juga sadar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal luka-luka ditubuhnya sudah diobati oleh dokter Tsunade, tapi kenapa dia belum juga sadar?

Saat Neji tengah sibuk dengan pemikirannya sendiri, tiba-tiba dia merasakan pergerakan kecil dari Tenten. Dia dengan sabar menunggu mata Tenten terbuka. Tapi saat Tenten sadar, hal diluar dugaan Neji terjadi

Tenten berteriak histeris dengan tangannya yang mengibas sana-sini

"Tolong j-jangan sakiti aku lagi, jangan sentuh aku!"

Neji mengernyit, apa yang terjadi? Apakah wanitanya ini takut padanya karena dia sering menggagahinya?

Tidak, itu tidak mungkin. Selama mereka bercinta, Tenten terlihat sangat menikmati setiap tusukan yang dia berikan. Astaga! Apa yang kau pikirkan, Neji? Kenapa disaat-saat seperti ini kau masih sempat memikirkan hal mesum!

"Tenanglah. Ini aku, Neji"

Mendengar nama Neji disebut, Tenten sontak diam, dia menolehkan kepalanya kearah Neji. Raut wajah bahagia Tenten tercetak dengan jelas diwajah ayunya saat dia melihat Neji ada disampingnya

Grep~

Tenten langsung menubruk tubuh Neji, dia memeluk Neji dengan sangat erat seolah ingin berbagi rasa takutnya pada Neji. Wajahnya dia tenggelamkan pada dada bidang Neji untuk meredam isakan tangisnya

Neji awalnya terkejut dengan sikap berani yang ditunjukkan oleh Tenten, pasalnya ini adalah kali pertamanya Tenten dengan berani memeluknya begitu saja.

Tidak lama kemudian, tangan Neji terulur untuk membalas pelukan Tenten. Bedanya, Tenten memeluknya dengan erat, tapi dia hanya memeluk Tenten pelan. Dia takut luka yang ada ditubuh Tenten kembali terasa sakit jika dirinya memeluk terlalu erat

"Tuan, hiks... A-aku takut, m-mereka... Mereka hiks..."

"Selesaikan dulu tangismu, baru bercerita"

A Life Is Different✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang