Chapter 20 : Hotel🔞

921 49 10
                                    

Imperial Hotel, Tokyo, Japan

Neji bernafas lega, akhirnya setelah perjalanan yang cukup tegang, dia telah sampai ke tempat beristirahat mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Neji bernafas lega, akhirnya setelah perjalanan yang cukup tegang, dia telah sampai ke tempat beristirahat mereka.

Perjalanan tadi benar-benar siksaan baginya, dia harus mendengarkan suara desahan Tenten. Belum lagi matanya yang jelalatan pada Tenten ini sesekali melirik, melihat bagaimana tubuh itu bergerak gelisah. Tubuh kesukaannya semakin terlihat menggairahkan dalam keadaan seperti itu.

Tidak ingin berlama-lama, Neji langsung keluar dari mobilnya dan membukakan pintu belakang tempat Tenten duduk.

Bingo! Apa yang dia dapat?

Pemandangan didepannya ini sukses membuat nafasnya tercekat. Penampilan Tenten benar-benar berantakan, apalagi baju serta rok mininya yang terlihat kusut.

"T-tuanh."

Tenten mendongakkan kepalanya kepada Neji. Wajah memerah, bibir bengkak akibat sedari tadi terus digigit, serta pandangannya yang sayu.

Damn it! Sesuatu diantara selangkang Neji tiba-tiba mengeras dan berontak ingin keluar dari persembunyiannya.

Dengan cepat, Neji segera menggendong Tenten ala bridal style. Mengingat Tenten yang sedang dalam keadaan kacau seperti ini, sangat tidak memungkinkan baginya untuk berjalan menggunakan kaki sendiri.

Tenten langsung mengalungkan kedua lengannya pada leher Neji, wajahnya dia benamkan disana. Dia benar-benar sudah tidak kuat, tanpa sadar lidahnya terjulur untuk menjilati leher putih milik Neji, sesekali dia memberikan kecupan ringan disana.

Neji lagi-lagi dibuat terkejut oleh aksi tiba-tiba Tenten, dia akhirnya terpaksa masuk menggunakan pintu belakang hotel. Daerah tersebut sangat jarang dilewati oleh orang-orang.

Dia tidak ingin kegiatan Tenten padanya ini terlihat oleh orang, dan hal itu dapat terjadi jika dia masuk melalui pintu utama.

Setelah sampai ke lantai paling atas dengan menggunakan lift, Neji segera merogoh sebuah kartu didalam jasnya dengan tanpa menurunkan Tenten. Kartu tersebut adalah kartu yang diberikan oleh Naruto padanya tadi, berfungsi untuk membuka pintu kamar yang akan dia tempati.

Neji segera mendudukkan dirinya diatas kasur saat sebelumnya sempat membuka sepatu, kegiatan Tenten terhadap lehernya langsung terhenti.

Namun, yang terjadi berikutnya lagi-lagi membuatnya terkejut untuk kesekian kalinya. Tenten dengan tanpa ragu langsung menyambar bibirnya, melumatnya dengan tergesa dan berantakan.

Tenten bahkan beberapa kali menggesekkan miliknya pada milik Neji yang sudah tegang sedari tadi. Neji tidak suka seperti ini, dia tidak suka ada seseorang yang mendominasi dirinya dalam hal apapun, tak terkecuali dalam urusan ranjang.

Tapi entah kenapa dia tidak berontak saat ini, tubuhnya seolah menolak kinerja otaknya yang menyuruhnya untuk berontak. Melihat Tenten yang dominan seperti ini adalah hal baru baginya, dan dia tidak bisa berbohong jika dia merasa bangga dapat melihat Tenten dalam mode dominan seperti ini.

A Life Is Different✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang