Chapter 11 : Kunjungan Hizashi

593 58 11
                                    

Mansion Neji Hyuuga, Osaka, Japan

Tenten tengah bergelung didalam selimut hangat milik Neji, jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tenten tengah bergelung didalam selimut hangat milik Neji, jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Jam yang dimana seharusnya dia sudah standby didapur untuk membantu para maid, kini masih diisi dengan tidurnya

Sebenarnya dia sudah bangun barusan, tapi dia enggan membuka matanya. Kantuk masih terasa olehnya karena semalam dia baru tidur pukul 3 pagi, ditambah badannya terasa sakit semua

Ceklek~

Pintu kamar mandi terbuka, dan keluarlah sosok Neji yang sudah fresh dengan Bathrobe yang menutupi tubuhnya. Dia juga membawa sebuah handuk ditangannya

Tenten yang mendengar suara pintu sontak membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya sampai sebatas hidung, matanya memicing kearah Neji yang tengah menuju kearahnya

"Mau sampai kapan tidur hm?"

Tenten merenggut, dia kemudian duduk bersandar pada kepala ranjang dengan selimut yang masih menutupi tubuh telanjangnya

"Kau curang, tuan. Kau bilang tidak akan menyakitiku, tapi kau membuat tubuhku sakit semua"

"Aku tidak menyakitimu, aku hanya mensterilkan tubuhmu"

"Jadi begitu, ya. Maksud dari mensterilkan yang dia ucapkan adalah melakukan itu padaku" ucap Tenten dalam hati

"Tapi kau bilang akan melakukannya saat luka ditubuh ku sudah sembuh" protes Tenten tidak terima

"Keadaanmu jauh lebih baik dari seminggu yang lalu. Dan lagi, lukamu sudah sembuh. Hanya tinggal bekasnya yang belum hilang"

"Tapi tetap saja—"

Puk~

Neji melemparkan handuk yang dia bawa tepat keatas kepala Tenten

"Sudahlah, lagipula semalam kau sangat menikmatinya. Kau bahkan berkali-kali meneriakkan namaku, memintaku untuk lebih dalam dan cepat"

Tenten melepaskan handuk yang menutupi wajahnya, dia menatap horor Neji yang tengah berdiri tidak jauh dari tempatnya dengan wajah yang memerah. Antara malu dan marah. Dia kemudian menyeringai saat melihat Neji tengah sibuk dengan ponselnya

"Tuan"

"Hm"

"Tolong lihat aku"

Neji menolehkan kepalanya kearah Tenten "Ap—"

Puk~

Tenten mengembalikan handuk Neji, dia melakukan cara yang sama dengan yang Neji lakukan saat melemparkan handuk kepadanya

Handuk itu saat ini mendarat dengan sempurna dikepala Neji dan menutupi seluruh wajahnya

"Rasakan itu" ucap Tenten disela tawa kerasnya

A Life Is Different✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang