Chapter 21 : Blue Wizard

681 56 21
                                    

Imperial Hotel, Tokyo, Japan

Imperial Hotel, Tokyo, Japan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05.00 AM

Hari sudah mulai pagi, pergumulan Neji dengan Tenten baru saja selesai. Wanita yang sedari tadi meminta dipuaskan oleh Neji walaupun tubuhnya sudah melemah, serta suaranya sudah serak saat ini tengah terlelap.

Neji sangat berterimakasih kepada kantuk yang berhasil mengambil alih kesadaran Tenten. Jika kantuk tidak segera menyerang Tenten, dia tidak tahu pasti akan sampai kapan pergumulan mereka berakhir.

Saat dia hendak menutup matanya, menyusul Tenten yang telah berada dialam mimpi, ponselnya berbunyi.

Layar dari benda pipih tersebut menampilkan sebuah pesan dari Naruto, sahabat sepermodelan rambut dengan Yahiko itu memberitahunya bahwa mereka saat ini sedang dalam perjalanan menuju hotel.

Neji menyeringai, kebetulan sekarang adalah hari libur. Jadi, belum ada orang yang bangun pada jam 05.00 pagi.

Dia segera membersihkan dirinya agar aroma bekas pergumulannya tidak tercium orang-orang, tidak lama kemudian keluar sosok Neji dengan menggunakan celana boxer serta bathrobe yang membungkus tubuh tegapnya.

Neji mengecek Tenten terlebih dahulu, memastikan bahwa wanita yang tengah terlelap itu benar-benar tidur dengan nyenyak.

Aman.

Kakinya langsung membawanya kebawah, menunggu kedatangan teman-temannya. Mungkin lebih tepatnya sang kakak ipar tercinta, Yahiko.

Neji segera menarik Yahiko menjauh dari teman-temannya, dia membawa Yahiko ke dekat kolam renang. Tanpa basa-basi dan tanpa menghiraukan pertanyaan dari sang kakak ipar, dia langsung melayangkan pukulannya.

Bugh

Yahiko langsung tersungkur, perlahan darah keluar dari sudut bibirnya yang dipukul oleh Neji barusan.

"Apa yang—"

Belum sempat Yahiko menyelesaikan ucapannya, kerahnya langsung ditarik kembali oleh Neji. Beberapa pukulan kembali mendarat diwajahnya.

Kecepatan Neji benar-benar tidak bisa diremehkan, untuk sekedar melindungi diri pun Yahiko tidak sempat. Alhasil, dia hanya pasrah menerima pukulan-pukulan yang dilayangkan oleh adik iparnya ini.

Bruk

Yahiko jatuh ke tanah dengan siku yang menjadi tumpuannya. Kepalanya yang pening karena efek alkohol, kini semakin bertambah pening karena mendapat pukulan dari Neji.

Neji benar-benar tega! Apa salah dia hingga dipukuli sampai babak belur begini?

Rasa ngilu sudah menyebar diwajahnya. Ingin rasanya dia menangis saat membayangkan nasib wajah tampannya, yang entah sekarang sudah seperti apa.

Dalam hati dia terus-terusan memanjatkan doa, semoga saja Konan tetap mencintainya dan tidak berpaling pada orang lain!

"Kau kesurupan apa pagi-pagi begini, Neji?"

A Life Is Different✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang