Epilog

671 43 23
                                    

Saiseikai Nakatsu Hospital, Osaka, Japan

Neji melangkahkan kakinya dengan begitu cepat dilorong rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Neji melangkahkan kakinya dengan begitu cepat dilorong rumah sakit. Saking cepatnya, dia bahkan tidak sempat mengucapkan kata maaf kepada orang-orang yang dia tabrak.

Masa bodoh, yang penting sekarang adalah dia harus segera sampai diruangan tujuannya. Dia bahkan mengabaikan keberadaan Yahiko yang mungkin sekarang sudah tertinggal jauh dibelakangnya.

"Maafkan temanku."

Untuk kesekian kalinya Yahiko kembali membungkukkan badannya, mengucapkan maaf pada orang yang lagi-lagi tertabrak oleh Neji.

"Neji, tunggu. Hoi!"

Yahiko kembali berteriak, entah untuk yang keberapa kali. Tapi tetap saja hasilnya sama, teriakannya tidak digubris sama sekali. Yang ada dia malah ditegur oleh beberapa orang.

Kalian tahu bukan jika dirumah sakit tidak boleh berisik?

Sudah ditegur karena terlalu berisik, dia juga harus kena protesan serta omelan orang-orang yang tidak sengaja Neji tabrak.

Sudah jatuh, ketiban batu pula.

Untung sekali Neji mempunyai kakak ipar yang walaupun kapasitas otaknya rendah, tapi mempunyai kesabaran yang cukup untuk menghadapinya.

Yahiko kewalahan menyamai langkah kaki Neji yang benar-benar cepat. Mungkin lebih tepatnya Neji itu berlari, bukan berjalan. Mana ada orang berjalan secepat itu?

Merasa Neji tidak akan berhenti walaupun dia terus berteriak, akhirnya Yahiko memutuskan menyusul Neji dengan berlari. Dia tidak lagi membungkukkan badannya untuk mengucapkan maaf pada orang yang Neji tabrak.

Jika dia terus melakukan itu, maka dia akan benar-benar kehilangan Neji. Masalahnya, dia juga tidak tahu tempat tujuan Neji itu ada dimana.

Akan sangat memalukan jika dia tersesat dirumah sakit, celingak-celinguk mencari keberadaan Neji seperti anak kecil yang mencari orangtuanya.

Mungkin dia tidak akan seperti ini jika ponselnya tidak tertinggal dimobil.

Grep~

Yahiko berhasil memegang pergelangan tangan Neji, mereka masih tetap melangkahkan kakinya dengan cepat.

"Neji, tenang. Oke? Kau bisa jatuh tersungkur karena terjerembab kakimu sendiri. Mau ditaruh dimana muka mu jika hal itu sampai terjadi?"

"Itu hanya akan terjadi padamu."

"Nah, iya. Bagaimana jika aku terjerembab dan jatuh tersungkur? Bukankah nantinya akan sangat memalukan?"

"Aku tidak peduli. Kau yang akan malu, bukan aku. Cepatlah."

"Memang dimana tempat bersalinnya? Perasaan dari tadi tidak sampai-sampai."

Dibanding menghiraukan ucapan Neji yang menyuruhnya untuk cepat-cepat, Yahiko lebih memilih untuk kembali bertanya.

A Life Is Different✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang