WARNING‼️ JANGAN MENIRU KARYA ATAU PLOT ORANG LAIN, SEMUA AUTHOR TIDAK TERIMA JIKA HASIL DARI PIKIRAN MEREKA DITIRU.
Neji Hyuuga, seorang pria alpha pemimpin perusahaan Hyuuga Group dan bisnis bawah tanah yang dibangun sendiri olehnya sejak masih re...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tenten melangkahkan kakinya yang gemetar itu dilorong rumah sakit, dia menatap kosong tangannya yang di genggam oleh Sai.
Genggaman ini sangat jauh berbeda dengan genggaman tangan Neji, dia tidak merasa tenang saat Sai menggenggam tangannya.
Biasanya jika Neji yang melakukan hal itu, hatinya bisa menjadi tenang. Dia bahkan selalu merasa dilindungi walau hanya lewat genggaman tangan.
Tidak lama kemudian mereka sampai diruangan VVIP, banyak teman-teman Neji yang berkumpul didepan ruangan ini. Saking banyaknya, mungkin semua teman Neji ada disini.
Raut gundah yang sedari tadi tidak luput dari wajah teman-teman Neji, terganti seketika dengan raut lega saat melihat Tenten yang ada dibelakang Sai.
Sai segera membuka pintu ruang rawat, Tenten dapat melihat Konan yang sedang duduk disamping brankar Neji.
Tangan Konan terlihat tengah menggenggam tangan Neji yang tidak terpasang infusan. Disebelahnya ada Yahiko yang terus-terusan mengelus pundaknya, seolah tengah menenangkan sang istri.
Disofa ada ayah Neji, Sasuke, serta Shikamaru. Semua yang ada diruangan itu sontak menolehkan kepalanya saat mendengar suara pintu ditutup, Konan dengan wajahnya yang sangat kacau langsung berlari dan menubruk Tenten.
Tangisan istri Yahiko itu pecah dalam pelukan Tenten.
"Akhirnya kau datang" Lirih Konan, dia melepaskan pelukannya dan beralih memegang pundak Tenten "Aku mohon, hiks. Selamatkan Neji. Maafkan kesalahannya, dia sangat tersiksa jauh darimu. Kumohon, aku belum mau k-kehilangan dia."
Tenten tersenyum, dia menyeka airmata yang terus membasahi wajah Konan "Jangan menangis, Konan-nee. Otouto mu itukan sangat kuat."
Tangan Tenten menggenggam kedua tangan Konan "Aku pasti akan membujuknya untuk mau melakukan operasi."
Konan kembali memeluk Tenten. Setelah pelukan mereka berdua terurai, Tenten menyempatkan diri untuk meminta maaf pada Hizashi.
Diluar dugaannya, Hizashi tidak marah sama sekali padanya, dia malah berkali-kali mengucapkan terimakasih karena Tenten bersedia untuk datang kesini.
Wajah pria paruh baya itu sekilas memang terlihat sangat tenang. Tapi jika ditatap selama 5 detik saja, kalian dapat melihat raut sedih yang coba dia sembunyikan.
Tenten mendekati Neji yang masih setia memejamkan matanya. Kulit yang tadinya putih bersih, kini terlihat pucat.
Bibir pink pucat yang selalu lancar berkata mesum, kini tengah terkatup rapat. Warna bibirnya tidak pink pucat seperti biasanya, tidak juga keunguan seperti semalam. Bibir yang dulu -bahkan sampai sekarang- menjadi tempat favoritnya itu kini berwarna pucat pasi.