Taishi, Osaka, Japan
Tenten mendudukkan Neji dikursi, tempat dimana dia beberapa saat lalu menangis. Tenten yang sudah hampir duduk, langsung kembali berdiri dengan cepat. Matanya membulat, melihat darah yang keluar dari hidung Neji.
"Kami-sama, kau mimisan!"
Belum sempat Neji menjawab, Tenten telah lebih dulu pergi untuk mengambil kotak p3k. Walaupun rumahnya kecil, tapi dia tetap mempunyai peralatan p3k, jaga-jaga takut suatu saat dia membutuhkannya.
Tenten dengan telaten membersihkan darah yang ada dihidung Neji, dia juga mencoba untuk menghentikan mimisan yang Neji alami. Saat kuliah, dia selalu melihat Ino dan Sakura ketika mereka sedang praktek.
Jadi, dia sedikit-banyak tahu langkah apa saja yang harus dilakukan ketika sedang melakukan pertolongan pertama. Salah satunya menghentikan mimisan.
Usahanya berhasil, mimisan Neji berhenti.
Kini Tenten beralih untuk mengeringkan rambut Neji menggunakan handuk, dulu dia sering sekali melakukan ini saat Neji tengah malas mengeringkan rambutnya sendiri.
Dia mencoba menyelesaikan kegiatannya dengan tenang tanpa terusik oleh Neji, pria dihadapannya ini sedari tadi terus menatapnya dengan intens. Bahkan Neji sepertinya tidak berkedip sama sekali, seolah Tenten akan pergi jika dia berkedip.
Tenten menyampirkan handuk tadi pada pundak Neji. Dia melangkahkan kakinya kedapur, membawakan coklat panas untuk Neji.
"Ini, minumlah."
Neji menerima gelas yang Tenten sodorkan, alisnya mengernyit saat melihat isi dari gelas tersebut. Ini coklat panas, minuman kesukaannya.
"Kenapa? Cepat minum."
Tanpa Neji sadari, Tenten saat ini tengah menatap dia yang sedang meminum coklat panas dengan tatapan sendu.
Kalian tahu 'kan ibu hamil itu perasaannya lebih sensitif? Itulah yang Tenten rasakan sekarang.
Melihat Neji yang seperti ini membuat hatinya sakit, mati-matian dia menahan air matanya agar tidak menetes.
Bukan matanya yang salah lihat, tubuh Neji memang sedikit kurus dari terakhir kali dia melihat pria itu. Bahkan dia juga melihat kantung mata Neji yang sedikit menghitam.
Matanya memanas. Tidak! Dia tidak boleh menangis sekarang!
Tapi, bagaimana dia bisa kuat melihat keadaan Neji yang seperti ini?
Lihatlah! Tubuh dihadapannya ini bahkan sedari tadi tidak kunjung berhenti bergetar. Walaupun dia sudah mengeringkan rambutnya, tapi bajunya masih basah.
Jika saja dia mempunyai pakaian yang pas untuk Neji, maka dia akan langsung menyuruh Neji untuk mengganti bajunya.
Satu lagi, sepertinya dia memang sudah sangat keterlaluan dengan membiarkan Neji kehujanan berjam-jam diluar. Pria ini sampai mimisan karena itu, jangan lupakan juga bibirnya yang terlihat ungu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Life Is Different✓
RomanceWARNING‼️ JANGAN MENIRU KARYA ATAU PLOT ORANG LAIN, SEMUA AUTHOR TIDAK TERIMA JIKA HASIL DARI PIKIRAN MEREKA DITIRU. Neji Hyuuga, seorang pria alpha pemimpin perusahaan Hyuuga Group dan bisnis bawah tanah yang dibangun sendiri olehnya sejak masih re...