Gu Jiacheng menatap keluarga tiga orang yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak, jika Meng Ziyi sudah kembali dari membeli hadiah maka potret keluarga ini pasti akan lebih hidup, seperti bertahun-tahun lalu. Gu Jiacheng tersenyum melihat Xiao Zhan yang masih sesenggukan di dada Nyonya Xiao yang barusan menerobos masuk hanya dengan memakai jubah mandi, instingnya sebagai seorang ibu benar-benar patut diacungi jempol.
Sebenarnya dia masih ingin melihat kebersamaan keluarga ini, tapi Tuan Gu terus memelototinya sejak tadi karena sudah melihat penampilan Nyonya Xiao dalam balutan jubah mandi. Jika tatapan mata bisa membunuh seseorang, maka bisa dipastikan Gu Jiacheng sudah berkali-kali tinggal nama, tangannya dengan pelan menutup pintu, pergi diam-diam tanpa suara. Keluarga pamannya ini sudah lama mendingin karena tragedi yang merenggut senyum Xiao Zhan, membuat anak itu tidak mau lagi menemui banyak orang, dan bahkan menjalani home schooling.
Pengakuan Xiao Zhan untuk Meng Ziyi, sepertinya menjadi langkah awal untuk membebaskan diri dari cengkeraman trauma. Pria Xiao itu pasti merasakan rasa sakit saat dia pingsan lalu menyadari sesuatu, dan dengan langkah berani mulai membuka dirinya selapis demi selapis. Gu Jiacheng tersenyum miris mengetahui perasaan si manis yang tidak berbalas itu, apakah ini karma dari dewa untuk Xiao Zhan?
Karena sebuah perasaan mau dipendam sedalam apapun, pasti akan terlihat jika mereka tidak terpisahkan selama bertahun-tahun. Besar kemungkinan Xiao Zhan sudah tau, tapi memutuskan untuk berpura-pura tidak tau. Gu Jiacheng sudah menduganya, tapi karena dia terlalu menyayangi Xiao Zhan, maka dia terus mengorbankan perasaannya dan ikut bermain dalam topeng senyum kepura-puraan. Xiao Zhan memang bukan orang yang sebaik malaikat, tapi perasaan Jiacheng membuatnya menutup mata dengan tingkah Xiao Zhan yang mempersulit salah satu seniornya dengan kedok rasa peduli.
Dia mengambil mantelnya, pergi dari apartemen Xiao Zhan tanpa bersuara. Dia berjalan dengan tenang menuju lift, menunggu pintu dari ruangan kubus itu terbuka. Pikirannya melayang ke tahun-tahun awal dia menyadari perasaannya, tanpa disadari ternyata sudah lebih dari tiga belas tahun. Xiao Zhan sudah dengan berani mengakui perasaan ambigu itu pada kakaknya sendiri sebagai seorang pria, walaupun dengan sedikit bermain peran sehingga Meng Ziyi tidak curiga. Mungkin saja Gu Jiacheng kelak akan memiliki keberanian yang serupa, bibirnya tersenyum tanpa sadar.
Ting!
Pintu lift terbuka
Gu Jiacheng mengantisipasi siapa yang akan keluar dari sana, sebelum menghela nafas lega
"Ternyata cuma kau"
Yibo melotot dibalik masker, tapi dia terlalu lelah untuk berdebat, dia terlihat normal karena penyamarannya sudah dilucuti oleh Jackson. Kejadian itu berawal sewaktu dia ingin segera menyusul Xiao Zhan setelah kejadian itu, tapi entah bagaimana Jackson melacak posisinya dan menyeretnya untuk menemui petinggi perusahaan dan melakukan diskusi panjang. Hari ini terlalu melelahkan untuk Yibo, dia baru mengumumkan kembalinya dirinya ke publik, tapi sudah harus menjalani dua photoshoot di tempat berbeda untuk sponsor.
Kira-kira sudah delapan jam berlalu sejak dia diseret dari fanmeet Sean, Jackson yang melacaknya bahkan terkejut setengah mati menemukan artisnya berada disana. Dia terus menuntut penjelasan Yibo dan bahkan dengan sok taunya menceramahi pria Wang itu tentang moralitas, bahwa dia tidak boleh menjatuhkan Sean dengan cara menempelinya kemana-mana. Karena publik sudah terlanjur mencap bahwa dua orang ini saling berseberangan satu sama lain, dan tidak akan cocok berinteraksi dalam bentuk apapun.
Wang Yibo memiliki hubungan saling membenci dengan Sean Xiao, end of story
Yibo cemberut sepanjang perjalanan dan hanya menampar mulut managernya menggunakan tas, masih tidak mau menjelaskan apapun. Beberapa orang cukup tetap awam dan berspekulasi tentang hubungan keduanya, selama itu tidak merugikan pihak Sean maka dia tidak akan bertindak. Pria Wang itu tidak ingin kecolongan lagi, dia akan mengawasi penggemarnya dengan lebih serius. Selama sisa hari ini dia juga menghitung berapa total sumber daya yang dia miliki, dia bertekad untuk mengalahkan Tuan Gu dan mengakuisisi Xiao Zhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry And Cigarette ✔️
FantasySean sudah mati Jiwanya yang menjadi korban salah jemput dewa magang, membuat dewa besar sakit kepala. Hingga pada akhirnya, jiwa Sean dipindahkan ke tubuh seorang artis yang mengalami hal serupa. Bedanya artis itu mati bunuh diri karena depresi, b...