29. Sonder (2)

677 85 34
                                    

"Sean!"

"Sean Xiao!!"

"Sean, wo ai ni!!"

Xiao Zhan tersenyum licik dibalik topengnya begitu matanya menatap lautan merah dari atas panggung. Seperti yang sudah ditebaknya, masyarakat cenderung bersikap lunak pada orang lemah yang terinjak-injak. Mereka bahkan seolah melupakan fakta bahwa sebagian besar orang-orang inilah yang memaksanya untuk bunuh diri, dan lucunya mereka sekarang berlomba-lomba meneriakkan kata cinta untuknya.

Apa-apaan dengan semua kemunafikan ini? Mentalitas manusia memang benar-benar menarik. Mereka bisa menyerbu dan menyemprotkan api kedalam minyak yang tidak pernah ada, menambahkan sendiri jerami dan duduk disekitar untuk memantau kekacauan. Tapi saat mereka mendapati ada bunga putih berlumpur diantara tumpukan jerami, mereka akan segera menyiram air untuk menghilangkan kemalangan, lantas bersama-sama meratapi nasib mengerikan sang bunga. Mereka bisa berbuat sejauh itu dan mengacaukan hidup seseorang, hanya agar memiliki sesuatu untuk dibicarakan sembari menyesap hot Cocoa.

Mereka akan dengan mudah meminta orang lain untuk bunuh diri, tapi saat sudah benar-benar mati mereka akan menyalakan dupa dan menyesali kepergian salah satu malaikat kesayangan mereka. Lucu sekali, andaikan dia tidak sedang memakai topeng, bisa dipastikan dia akan menyemburkan kalimat beracun sambil tertawa terbahak-bahak pada lautan merah ini.

Penampilannya barusan sukses besar dalam menarik perhatian publik, lagu yang secara implisit menyiratkan mengenai keberadaan jiwa baru di tubuh ini. Lagu yang merepresentasikan betapa dia bukanlah laki-laki kecil sama yang dulunya bisa mereka tindas, bukan bocah naif yang lebih memilih terjun daripada mengungkapkan perasaannya sendiri. Dia berhasil berubah dari yang awalnya seorang mangsa menjadi seorang pemangsa, lebih tepatnya serigala berbulu domba.

Xiao Zhan melambaikan tangannya beberapa kali sebelum menuruni panggung, berpapasan dengan Gu Jiacheng, Wu Yifan dan Wang Yibo yang sedang menungguinya. Dua pasang MC juga menatap tiga orang pria high-quality yang menatap sayang Sean dengan pandangan penuh arti, diam-diam berpikir bahwa sayang sekali pria sesempurna mereka justru gay dan terlihat tergila-gila pada Sean. Yanmi, salah satu dari MC itu mau tidak mau bertanya-tanya tentang sehebat apa seorang Sean Xiao, yang bahkan tidak pernah menunjukkan wajahnya dan sudah mampu menggaet tiga pria.

"Senior Yanmi, sudah waktunya" MC pria menyenggol bahu wanita itu setelah puas melihat-lihat

"Ah baik"

Dengan itu Yanmi kembali menaiki panggung untuk menyampaikan beberapa hal, dia mencuri-curi pandang sekali lagi ke belakang panggung dan mendapati Kris Wu yang maju lebih dulu dan mengulurkan tangannya untuk menggandeng Sean. Yanmi melotot tanpa sadar begitu mencium drama yang akan terjadi setelahnya, tapi 'pasangan'nya justru menggeretnya naik panggung dan tidak membiarkannya menonton lebih jauh.

Kris Wu yang pada dasarnya tidak memedulikan keadaan sekitar maju tanpa basa-basi dan menarik lembut pergelangan tangan Xiao Zhan, memberi laki-laki itu senyuman tampan dan membantunya turun tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kris Wu yang pada dasarnya tidak memedulikan keadaan sekitar maju tanpa basa-basi dan menarik lembut pergelangan tangan Xiao Zhan, memberi laki-laki itu senyuman tampan dan membantunya turun tangga. Alis Xiao Zhan berkedut kesal begitu menyadari bahwa pria ini memperlakukannya seperti wanita, tapi jika dia memukul atau menendangnya maka mainannya akan berkurang satu. Lagipula dia tidak sepenuhnya membenci perhatian khusus semacam ini, tentu saja berbanding terbalik dengan Wang Yibo yang tidak bisa maju mendekatinya karena diharuskan untuk mengatur formasi di sisi lain backstage.

Strawberry And Cigarette ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang