"Berhentilah terlalu percaya pada dirimu sendiri." Bisiknya
"Masalahnya adalah aku butuh kerjasamamu disini, Yifan." Dia balas berbisik
Kris menghela nafas panjang dan melihat sekeliling, menyadari bahwa tidak ada tanda-tanda kamera menyala disini, dia agaknya menjadi sedikit rileks. Tapi meski demikian, ini tetaplah ruang terbuka tempat mereka syuting, selain ada dua puluh staf bahkan ada Xiao Zhan yang terus memperhatikan dari sofa seberang dengan bibir tersenyum.
Kris menjadi semakin gugup, sedangkan baik Tao dan Xiao Zhan berbagi tatapan penuh arti. Mereka baru saja mengambil sedikit jeda karena Xiao Zhan terlalu 'malu' dan 'tanpa sengaja' menelan tiga kelopak mawar yang disiapkan oleh tim properti sebagai pengganti confetti, keduanya sepakat untuk kembali melanjutkan proses syuting tanpa menanyakan pendapat Kris Wu terlebih dahulu.
Kris yang terkejut dengan kamera yang mulai dinyalakan kembali satu persatu, berbisik penuh penekanan pada teman lamanya sebagai perwakilan dari puluhan makian dari hatinya,
"Panda cengeng.""Ganteng gak guna." Balas Tao
Pria manis itu lantas kembali bersikap profesional dan mengajukan pertanyaan berikutnya setelah mendapatkan aba-aba dari sutradara,
"Banyak penggemar yang menginginkan agar kalian bekerjasama dalam suatu proyek film atau kolaborasi lagu, mengingat betapa dekatnya kalian. Dengan permintaan seperti itu kira-kira bagaimana tanggapan anda?"Wu Yifan berhasil mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan situasi, memasang senyum tampan dan mengunci Sean dalam tatapan lembutnya,
"Zha- Sean, bagaimana menurutmu?"Punggung Xiao Zhan berkeringat dingin mendengar Kris nyaris memanggilnya dengan nama kecil, yang biasanya hanya kerabat seperti Tuan Gu, Jiacheng, dan Nyonya Xiao saja yang memanggilnya demikian. Bahkan Yibo yang berkencan dengannya saja tidak memanggilnya dengan sebutan itu, karena Xiao Zhan tidak mengizinkan. Ekspresi panik terlihat jelas di wajah laki-laki ini selama satu detik, tapi dia berhasil mendapatkan ketenangannya kembali.
"Saya masih terlalu awal untuk berkolaborasi dengan Senior Wu, jadi mungkin tidak sekarang.".... Dan bahkan tidak di masa depan
Kris yang sejak awal cukup peka dan menyadari posisinya, paham betul maksud dari perkataan Xiao Zhan. Dia diam-diam mengeluh dalam hati, Wang Yibo terlalu posesif. Tapi jika dia memiliki sosok seperti Xiao Zhan disisinya, Kris mungkin akan melakukan hal yang sama. Jadi dia masih bisa memahami pola pikir pria Leo itu, meski tidak sedikitpun membenarkan tindakan ini.
Kris tertawa renyah dan berpura-pura mengusap dada bidangnya, berlagak sakit hati,
"Astaga, aku ditolak."Xiao Zhan ikut tertawa kecil, Tao juga ikut-ikutan tapi pria bermata panda itu tertawa jauh lebih keras dan lepas, seolah beban yang mengganjal di poros hatinya terangkat. Jika kamera saat ini berfokus pada Kris dan bukannya wajah luar biasa milik Sean Xiao, maka mereka pasti bisa menyorot selapis tipis air mata di manik pria bermarga Wu itu. Kris yang menyadari bahwa dia hampir terbawa oleh ucapannya sendiri, mendongah dan berkedip cepat untuk menghalau air mata.
Dia yakin bahwa kamera tidak sedang fokus padanya karena ada sosok se-luar biasa Sean Xiao di ruangan ini, oleh karena itu di detik berikutnya saat kamera kembali menyorotnya, dia bisa dengan luar biasa berlagak baik-baik saja. Toh sejak awal dia memang tidak memiliki seseorang yang harus dia jaga dan harus menjaga perasaannya, entah itu keluarga atau cinta pertama yang gagal dia raih.
Baik ibu dan ayahnya sudah memiliki keluarga masing-masing dan hanya menumpang nama, berlagak seolah berkat mereka-lah Kris bisa sampai ke tahap ini. Sedangkan adik perempuannya mulai terjun di dunia pendidikan dan menjadi seorang guru Sastra, dia terlihat menikmati hidupnya sendiri dan tidak lagi membutuhkan perlindungan Kris sebagai kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry And Cigarette ✔️
FantasíaSean sudah mati Jiwanya yang menjadi korban salah jemput dewa magang, membuat dewa besar sakit kepala. Hingga pada akhirnya, jiwa Sean dipindahkan ke tubuh seorang artis yang mengalami hal serupa. Bedanya artis itu mati bunuh diri karena depresi, b...