Sean sudah mati
Jiwanya yang menjadi korban salah jemput dewa magang, membuat dewa besar sakit kepala. Hingga pada akhirnya, jiwa Sean dipindahkan ke tubuh seorang artis yang mengalami hal serupa. Bedanya artis itu mati bunuh diri karena depresi, b...
"Zhanzhan, aku membawakan setelan jas untukmu nanti malam di Sonder awards"
Xiao Zhan segera meletakkan ponselnya dan berjalan keluar dari studio untuk menemui Gu Jiacheng, sepupu teratai putih yang beberapa waktu lalu tertampar oleh kenyataan. Ini adalah kali pertama pria itu menemuinya setelah Xiao Zhan menguak manipulasi perasaannya Senin lalu, tanpa sadar empat hari sudah berlalu dengan tenang, minus eksistensi Wang Yibo yang agak menghindarinya karena krisis kepercayaan diri.
Gu Jiacheng menggantung paper bag dengan logo yang terlihat mahal di gantungan baju, sebelum menggeret tas berisi bahan makanan segar dan mengaturnya di kulkas, tidak menyadari Xiao Zhan yang mengamati seluruh pergerakannya dari sudut. Setidaknya pria ini masih perhatian dan menjaga profesionalitas sebagai manajer, meski begitu dia terlihat jelas tidak betah menginjakkan kakinya di apartemen 'cinta pertamanya'.
Xiao Zhan menghela nafas panjang begitu Jiacheng selesai beres-beres dan mengendap-endap menuju pintu keluar, lalu memanggilnya "Gege"
Tubuh pria itu menegang dan dia buru-buru berlari menuju pintu, suara lembut Xiao Zhan yang masih bersedia memanggilnya dengan sebutan itu membuat nurani Jiacheng semakin bersalah. Bagaimanapun juga, dia dan manipulasi perasaan yang tak pernah ada sudah menambah rasa tertekan Xiao Zhan selama bertahun-tahun. Bagaimana bisa dia yang lebih tua tiga tahun dan mengawasinya tumbuh, justru menjadi salah satu dari para bajingan yang membuatnya bunuh diri? Gu Jiacheng sungguh tidak bisa melihat wajah polos Xiao Zhan saat ini, dia tidak punya cukup keberanian.
"Gege, kenapa kau lari?!"
Dia terus berlari secepat mungkin tanpa menyadari Xiao Zhan yang sudah mengejar langkahnya di belakang dengan mata tajam dan senyum yang mengerikan. Jiacheng merasakan ancaman dan rasa dingin yang menusuk dari punggungnya dan merasa ketakutan, seolah dia akan mengalami kekejaman tak berujung.
Dia tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar
Xiao Zhan tersenyum kesetanan dan mengejarnya sambil melebarkan kedua tangannya, persis seperti adegan dalam film-film horor psikopat yang hendak memberikan ancaman psikologis. Laki-laki polos ini benar-benar ingin melakukan percobaan sekalipun tau perasaan Jiacheng padanya adalah palsu, dia hanya ingin tahu, dan pihak berdosa yang sedang berlarian ini wajib menjadi objek dari rasa keingintahuannya. Katakanlah dia mengidap syndrom Golden child, syndrom dimana dia menjadi sangat serakah akan cinta dan perhatian orang lain.
Dulu dia terbiasa dikurung selama dua puluh tahun penuh, perhatian yang didapatnya hanyalah sebatas perawatan pada tubuh rusaknya. Ayahnya yang mafia sibuk melakukan bisnis di dunia bawah, sedangkan kakak laki-lakinya yang berwajah cantik itu cinta mati padanya sampai pada taraf mengerikan sekalipun mereka adalah saudara sedarah. Kakak laki-lakinya akan secara berkala menculik orang sehat untuk dijadikan sebagai objek percobaan obat, demi dirinya. Kakak laki-lakinya menginginkan kesembuhannya lebih dari siapapun, tidak lain agar keduanya bisa melarikan diri dan menikah di Belanda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
