Xiao Zhan menoleh ke kanan-kiri setiap kali kursi roda yang dia duduki bergerak, mengamati lingkungan sekitar yang agak berbeda dengan penjelasan dari internet. Dia berjalan dengan tubuh sepenuhnya terbungkus dan dipapah orang yang disebut manajernya, Gu Jiacheng. Hari ini terhitung sudah satu minggu dia keluar dari rumah sakit. Karena otot-otot tubuhnya beristirahat selama beberapa bulan, butuh waktu agar dia bisa kembali bergerak bebas. Dia mungkin sudah bisa berdiri dan berjalan beberapa langkah, tapi itu tidak bisa dikatakan bergerak bebas.Dia penasaran melihat beberapa anak yang memegang buah-buahan yang ditusuk kayu, mulai merasa lapar. Terutama saat melihat tampilan buah itu yang berwarna merah mengkilap, dan dia bisa mendengar jelas bunyi 'kriuk' saat anak-anak itu menggigitnya. Jiacheng yang mengamati gelagat laki-laki di sampingnya, mengikuti arah pandang Xiao Zhan dan tersenyum teduh
"Kau menginginkannya?""Ya"
Pihak lain tersenyum "Tunggulah disini sebentar, akan kubelikan"
"Mn"
Jiacheng mengusap sayang kepala Xiao Zhan, lalu melesat menembus kerumunan untuk membelikannya tanghulu. Xiao Zhan yang ditinggal sendirian mengedarkan pandangan, menggaruk pinggiran masker yang menutup wajah dan memainkan beanie hitam di kepalanya. Posisinya yang sedang duduk diatas kursi roda, seorang diri di tengah kerumunan, terlihat sangat mengenaskan. Dia sesekali memainkan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, canggung merasakan tatapan simpati orang lewat. Dia mendongah menatap salju yang mulai berjatuhan, matanya mulai berkaca-kaca.
Akhirnya dia bisa merasakan rasa dingin salju, bukan hanya rasa dingin dari jarum suntik dan selang infus yang bergantian menusuknya setiap waktu.
Xiao Zhan terus mendongah menatap butiran salju yang terus berjatuhan dengan kecepatan lambat, sambil terus mengucapkan rasa syukur di dalam hatinya. Dia menunduk dan melepas kacamatanya, saat dirasa benda itu sudah terlalu banyak menampung salju. Tangannya terulur dan mengusap-usap lensa kacamata itu menggunakan lengan bajunya, sekaligus membersihkan mata yang mulai basah. Dia kembali memasang kacamata itu dan mendongah, ingin merasakan salju lagi. Tapi bukan salju yang dia dapat, melainkan sesosok pria yang berdiri menjulang dan memayunginya dari belakang.
"......"
"Anda baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry And Cigarette ✔️
FantasíaSean sudah mati Jiwanya yang menjadi korban salah jemput dewa magang, membuat dewa besar sakit kepala. Hingga pada akhirnya, jiwa Sean dipindahkan ke tubuh seorang artis yang mengalami hal serupa. Bedanya artis itu mati bunuh diri karena depresi, b...