***
Semilir angin laut dan bunyi deru ombak menghantam Junhwa. Gadis itu terduduk sambil menatap hamparan laut yang terbentang luas dihadapannya. Jiwanya merasa ketenangan. Meskipun ada sedikit resah yang masih menyapa.
"Kita lagi holiday loh."
Junhwa menoleh ke arah kanan. Seorang pria mengambil tempat duduk disampingnya. Sama-sama menatap hamparan air dan berkutat dengan pikiran masing-masing. Disaat yang lain menikmati waktu mereka bermain dengan air laut, bergelung dengan ombak atau mencari cangkang kerang di pesisir pantai.
"Hal yang paling sulit adalah berdamai dengan diri sendiri."
Jaemin kembali menoleh, bertepatan dengan Junhwa yang juga mengalihkan pandang pada pria itu.
"Gue gak pernah ninggalin lo kan?" Tanya Jaemin. Tentu Junhwa mengangguk.
"Satu-satunya yang gak pernah pergi. Cuman lo," jawab gadis itu. Seulas senyum tercetak di wajah Jaemin.
Jaemin kembali meluruskan pandangannya. Kemudian sedikit menunduk menatap jemari kakinya yang menyentuh pasir pantai.
"Gue masih bisa nunggu," ucap Jaemin.
Junhwa tau kemana arah perbincangan ini. Soal perasaannya. Belum bisa dipastikan. Semuanya masih abu-abu.
Haruskah Junhwa mencoba? Memulai membuka hati pada pria yang tidak pernah ia taruh namanya di dalam hati?
Bukannya cinta datang karena terbiasa?
Bukan soal menyukai penampilan, tapi soal kepribadian.
"Na, kalo suatu saat ada cewek yang buat lo bahagia, lo harus lupain gue."
Jaemin nampak terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Junhwa.
"Apa? Gue gak berharap hal itu bakalan kejadian. Kalau pun kejadian, ceweknya harus lo!"
Junhwa menatap Jaemin lembut. Tatapan terlembut yang pernah Jaemin dapatkan dari gadis itu. Kalau seperti ini, Jaemin bisa melihat gadis lain di dalam raga Junhwa. Dan Jaemin tidak menyukai itu.
"Na, seberapa keras lo nyoba. Kalo akhirnya takdir tidak berkehendak, itu semua gak bakalan terjadi. Inget, menaruh ekspektasi pada manusia bukan hal yang disarankan."
Hening.
Mereka hanya beradu pandang.
"Junhwa. Gak perlu lo kasih tau pun gue udah tau. Tapi gue egois, Junhwa. Gue gak bisa kehilangan apa yang gue mau. Gue berhak bahagia bahkan jika semesta tidak merestui."
Desahan pelan menjadi jawaban yang dilontarkan Junhwa. Ia sebenarnya lelah, menghadapi Jaemin dengan obsesinya.
Niat untuk membuka hati ia urungkan. Jaemin hanya terobsesi, bukan benar mencintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Acquisitive
Fanfiction[COMPLETE] #2 - Kun (26/05/21) This story have mature content🔞 "He is a psycho, little psycho."-Unknow