17. Vergiftigen

2K 212 25
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

2 minggu sebelum kejadian...

Helena menatap tubuh terlelap Junhwa yang berada di dalam pelukan Jaemin. Begitu nyaman. Sampai Helena geram melihatnya.

Posisi itu, pria itu adalah miliknya. Bukan untuk wanita lain. Tapi apa? Dia dibuang untuk yang kedua kalinya. Setelah orang tua gila itu, kini Jaemin. Kehadiran Junhwa membuat situasinya semakin memburuk. Semakin sulit ia mendapatkan Jaemin lagi.

Helena menatap potongan kaca yang ada pada genggamannya. Tetesan darah mengalir begitu Junhwa semakin mengeratkan genggamannya. Langkah kaki rampingnya semakin membawanya mendekati kedua manusia itu.

Jika Jaemin adalah orang paling posesif dan terobsesi di dunia ini, maka jawabannya adalah salah. Helena lah yang pantas mendapat gelar itu.

Helena mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Tidak peduli air mata yang sudah mengalir dengan deras dari kedua bola matanya.

Sial, angin malam ini cukup kencang. Masuk melalui celah jendela yang memang tidak pernah Jaemin tutup selama ia berada di dalam kamar ini. Oh lihat, bagaimana angin semakin membuat dada Helena panas ketika bahu polos Junhwa terekspos. Berkat angin, Helena semakin ingin menghabisi wanita itu. Detik itu juga.

"Get rid of your dirty hands, bitch."

Helena terkejut, bagaimana bisa Jaemin menahan lengan Helena tepat waktu. Padahal sebelumnya Jaemin dan Junhwa nampak tertidur dengan pulas.

Jaemin menyingkap selimut yang ia kenakan, kemudian menyelimuti Junhwa dengan baik sampai menutupi lehernya. Menjaga gadis itu agar tetap merasa hangat.

Tubuh atletis Jaemin begitu terlihat jelas di mata Helena. Menjulang tinggi di hadapannya. Pria half naked itu berjalan mendekati Helena yang sudah ketar-ketir.

Menarik Helena keluar dalam kamar. Beberapa pelayan yang memang belum tidur dan kebetulan melintas bahkan terkejut. Jaemin menyeret tubuh Helena tanpa ampun. Membawanya ke lorong gelap dan pengap yang berada di samping dapur.

"It turns out that my pet has dared to bite its own master? Dari awal kan gue udah gak suka sama lo."

Helena yang tersungkur ke atas lantai dingin itu hanya bisa mengalihkan pandangannya. Tindakannya begitu bodoh. Ia bahkan sampai lupa seperti apa majikannya kalau sudah marah.

"Wanna play with me?"

"Na, a-aku gak sadar apa yang barusan aku lakuin. Maafin aku."

Jaemin menaikkan sebelah alisnya, "Na? Nana? Gue gak kenal sama orang yang manggil gue Nana selain Ibu dan Junhwa. Lo masih belum paham? Belum cukup pelajaran yang gue kasih ke lo?"

Helena mendongak, memberanikan menatap Jaemin dengan tajam. Tapi nyalinya malah menciut karena tatapan Jaemin.

"Bodoh. Udah gue selametin tapi lo malah ngelunjak. Lo mau bunuh Junhwa? Dengan tangan lo yang lemah itu?"

[✓] Acquisitive Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang