***
Jangan pikir kalau kepergian Yoona hidup Siwon akan baik-baik saja. Pria itu kehilangan arah hidupnya. Tubuhnya semakin kurus dan kehidupannya kacau. Setiap malam ia dihantui rasa menyesal.
Jaemin? Jangan tanyakan bagaimana hancurnya hidup anak itu. Sebelum kehilangan sang Ibu bahkan hidupnya sudah hancur.
"Nana," panggil Helena.
Pria itu hanya terdiam menatap langit malam yang tidak berbintang. Dengan rokok terapit di antara jemari telunjuk dan jari tengah. Sambil sesekali meneguk wine. Padahal umurnya belum cukup untuk minum-minuman seperti itu.
"Nana, ayo makan dulu. Ibu sedih liat kamu begini terus," bujuk Helena. Namun apa yang ia dapatkan, Jaemin masih tetap terdiam. Bersikap seolah Helena tidak ada disampingnya.
"Ayah kamu gak sengaja, Nana. Dia terbawa emosi."
Jaemin menoleh ke arah Helena berdiri. Kemudian menjatuhkan sisa rokok yang masih menyala ke sembarang arah, dan berjalan mendekati Helena.
"Apanya yang sengaja?"
Helena mundur beberapa langkah. Tidak berani menatap Jaemin kalau sudah seperti ini. "Nana."
"Gue udah bilang gak suka dipanggil Nana selain sama Ibu!" Helena menunduk, tidak mampu menatap manik mata Jaemin lagi.
Jaemin menjauhkan tubuhnya dari Helena kemudian pergi keluar dari mansion. Tujuannya adalah club malam. Benar, Jaemin sudah kehilangan kewarasannya. Dia bukan anak baik seperti apa yang diharapkan Ibunya. Untuk apa, semua harapannya sudah hilang terbawa bersama kepergian Ibunya.
Helena diam-diam menatap gerak-gerik Tuan rumah yang sama hancurnya dengan Tuan muda rumah ini. Bahkan mungkin lebih parah, pandangan pria itu kosong. Helena tau seberapa benci Jaemin terhadap sang Ayah, apa yang harus Helena lakukan untuk mendapatkan perhatian Jaemin?
Malam itu, keadaan mansion cukup tenang. Tidak ada pelayan yang berani keluar dari tempat tidur mereka. Keadaan mansion benar-benar tidak baik.
Helena ingat kalau setiap malam Ibunya Jaemin selalu menyiapkan segelas air putih untuk suaminya. Dan hari ini Helena yang akan memberikannya, dengan tujuan lain. Serbuk racun ia dapatkan dari pedagang ilegal saat pergi ke pasar, dan ternyata hal ini cukup berguna.
Nyawa harus dibayar dengan nyawa. Begitu kata orang kebanyakan.
Helena menggigit bibirnya saat menatap segelas air putih bercampur racun itu. Ragu, tapi dia juga harus bisa membuat Jaemin berpihak kepadanya. Dalam benaknya, Helena berpikir bahwa Jaemin akan bahagia ketika Ayahnya menghilang. Dan Helena akan melakukan hal itu malam ini.
Dengan mantap ia berjalan menuju ruang kerja Siwon yang terbuka dengan lebar. Senyum manis terpatri di wajahnya, Siwon menyambut kedatangan Helena dengan sebuah senyuman yang tidak ada artinya.
"Terima kasih." Ucap Siwon setelah Helena menyimpan segelas air itu di atas meja kerjanya.
Helena segera pergi dari ruangan itu, dan menunggu seseorang menemukan jasad Siwon dipagi harinya.
Selamat Helena Kim, nyawa memang seharusnya dibayar dengan nyawa.
***
"Junhwa sempat shock, jadi dia butuh istirahat lebih." Jelas Johnny saat Sunhwa masuk ke dalam ruang rawat inap. Dia tidak habis pikir, selama ini Jaemin begitu baik terhadap Junhwa dan nampak menyayangi gadis itu. Tapi ternyata hal itu tidak menjamin Jaemin akan tetap bersikap manis selamanya.
Hari ini Johnny dan yang lain mengetahui sebuah fakta yang begitu mengejutkan. Anak perempuan yang selama ini Jaemin cari adalah Helena.
"Dimana Jaemin?" Tanya Sunhwa. Geram sekali rasanya, Sunhwa sangat ingin menemui Jaemin dan mematahkan tulang rusuknya.
"Jangan dulu, situasinya lagi gak bagus. Lo tau sendiri Jaemin orangnya nekat, dia lagi gak stabil. Jangan bahayain diri sendiri yah?" Tahan Jaehyun.
Johnny sekarang berharap kalau Jaemin tidak akan berubah. Akan tetap menjadi Jaemin yang menyayangi Junhwa dalam keadaan apapun.
"Permisi."
Johnny, Sunhwa dan Jaehyun menatap seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat. Salah satu diantara mereka langsung merasa gugup sekaligus terkejut. Siapa lagi kalau bukan Johnny.
"Junhwa masih belum baikan yah?" Tanya Yerim.
"Harusnya sih baikan, tapi dia susah banget diaturnya. Jadi ya, begini deh Kak. Kak Yerim kesini sendiri?" Tanya Sunhwa.
Yerim menyimpan buah tangan yang sebelumnya ia beli sebelum pergi ke rumah sakit. "Iya, naik taksi. Ngomong-ngomong Mama sama Papa masih ada di Korea?"
Sunhwa mengangguk, "baru aja tadi pulang ke rumah. Nanti kak Yerim ke rumah aja, bareng Kak Jo. Iya kan kak?!" Ucap Sunhwa pada Johnny, sambil memberi kode demi kode.
"E-eh, gimana?" Tanya Johnny.
Sunhwa dan Jaehyun saling beradu pandang serta melempar kode. Mereka menahan senyum setelah menatap Johnny yang memiliki image kuat tiba-tiba lemah hanya karena seorang wanita.
"Kak Yerim pulangnya sama Kak Jo, gak keberatan kan?" Tanya Sunhwa.
"Tapi kan harus jaga Junhwa," alibinya.
"Jagain adek lo doang, Jo. Udah gak usah banyak bacot. Ada gue sama Sunhwa, mau ditungguin sama berapa orang? Perlu gue sewa bodyguard sekalian?" Tanya Jaehyun, aduh mentang-mentang sultan.
"O-oke deh. Mau sekarang?" Tanya Johnny.
"Sekarang? Ngapain?" Ucap Yerim mengulangi perkataan Johnny.
"Balikan-- eh enggak, maksudnya ke rumah. Ketemu Mama sama Papa." Yerim tersenyum ringan membuat jantung Johnny kehilangan kontrol.
"Aduh ini om-om kayak abg baru pacaran aja. Udah sana pergi, Mama katanya mau masak banyak. Nanti kalo balik kesini tolong bungkus yah!"
Johnny mencubit pelan perut Sunhwa, "dikata gue babu."
Sunhwa dan Jaehyun tertawa ringan sambil sesekali menggoda Johnny dan Yerim yang begitu canggung saat meninggalkan ruangan. Padahal Johnny dan Yerim masuk ke dalam kategori 'couple goals every years' dalam kamus hidup Sunhwa. Sangat disayangkan kalau ia harus kehilangan calon kakak ipar sebaik dan sepengertian Yerim.
"Bisa gitu juga yah Kakak lo," ucap Jaehyun sambil menggeleng pelan.
"Gitu gimana?" Tanya Sunhwa.
"Maco di area balap, eh lembek depan cewek."
Sunhwa mengangguk setuju. Image maco yang selama ini menempel pada Johnny hilang seketika saat berhadapan dengan Yerim. Kalau nanti sudah menikah mungkin Johnny akan menjadi salah satu suami takut istri.
"Ya gak apa-apa sih lembek depan cewek. Dari pada lembek pas di atas ranjang," ucap Jaehyun sambil menggoda Sunhwa dengan menaik turunkan alisnya.
"Kak Jae mesum ih!"
***
TBC.
Si jepri minta di tampol banget.
Mau main tebak-tebakan lagi gak? Atau udha cape? Wkwk.
Oke main yah.
Tebak-tebakan gimana reaksi Jaemin pas nanti ketemu Junhwa lagi secara Junhwa yg udh bunuh adik tirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Acquisitive
Fanfiction[COMPLETE] #2 - Kun (26/05/21) This story have mature content🔞 "He is a psycho, little psycho."-Unknow