13. About Watches

2K 214 57
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"What? Tunggu, jadi jam tangan itu punya Xiaojun?" Tanya Sunhwa.

"Gue gak bilang gitu, Sun. Cuman kebetulannya kayak gitu. Ibarat ada bekas piring kotor, terus lo liat ada Kak Jo abis minum. Kira-kira siapa yang bakalan lo curigai sebagai pemilik piring kotor? Kak Jo kan?"

Sunhwa mengangguk setuju, "iya juga sih. Tapi masa sih Xiaojun yang bunuh Helena? Kayak gak mungkin banget deh. Orang kita-kita pas malem kan ada di kamar masing-masing. Cowo-cowo juga paling diem di bioskop atau bar mansion kan?" Ucap Sunhwa.

Junhwa terdiam, belum selesai yang satu yang lain sudah bertambah. Junhwa tiba-tiba teringat akan satu hal.

"Sunhwa!" Ucapnya tiba-tiba sambil memegang lengan kembarannya.

"Apa? Biasa aja kali, itu mata melotot gitu lama-lama keluar dari tempatnya."

Junhwa mengerjap-ngerjap matanya, "gue inget satu hal. Hal yang kita lupain tapi penting banget."

"Hal apa?"

"Lo inget gak, siapa yang nyusul gue sama Jaemin ke kolam pas malem?"

Sunhwa terdiam, mencoba mengingat-ingat. Kemudian matanya terbelalak setelah ia mengingatnya.

"Sumpah demi apa!"

Mereka sama-sama terbelalak dan beradu pandang, seolah mengerti akan isi pikiran masing-masing.

"XIAOJUN!" Teriak Sunhwa dan Junhwa bersamaan. Membuat Johnny masuk ke dalam kamar Sunhwa tiba-tiba.

"Kenapa teriak-teriak manggil nama Xiaojun?" Tanya Johnny. Pikiran pria itu mengira bahwa orang yang dipanggil kedua adiknya hadir di antara Sunhwa dan Junhwa untuk bergabung dalam rangka bergosip bersama.

"En-enggak."

Johnny menatap ragu pada kedua adiknya, "yakin?"

Si kembar itu mengangguk segera. "Tidur, besok lo berdua ada kelas kan?" Tanya Johnny.

Setelah pintu tertutup, Sunhwa mematikan lampu kamar. Kemudian masuk ke dalam selimut, meskipun lampu kamar dalam keadaan gelap, Sunhwa dan Junhwa kembali meneruskan perbincangan yang belum rampung.

"Gue gak mau nuduh sih, Jun. Tapi kayak yang lo bilang, gak mungkin kan Helena mati gitu aja. Piring kotor pasti ada pemiliknya."

Junhwa menghela nafas pelan, "kita gak bisa nyimpulin gitu aja sih."

"Lo gak ada niatan buat balik kesana? Itung-itung cari bukti gitu?"

Junhwa menggeleng pelan, "Jaemin aja mecat semua pembantu di mansion itu. Dia juga pindah ke apartemen."

Sunhwa mendudukkan dirinya, "terus mansionnya kosong gitu aja dong?" Junhwa mengangguk.

"Kesempatan bagus lah! Kita kan bisa kesana buat cari bukti?"

Junhwa ikut mendudukkan dirinya, "gak bisa deh. Gerbang sama mansionnya kan dikunci."

"Terus jam tangannya sekarang ada dimana?" Tanya Sunhwa.

"Ada di Jaemin sih, dia simpen. Besok gue tanyain deh."

"Gue tau, gimana kalo suruh Jaemin kasih jam nya ke Xiaojun, kalo ternyata bener itu jam dia berarti orang yang bunuh Helena bisa jadi dia." Saran Sunhwa.

***

Setelah masalah yang menimpa mansion beberapa hari yang lalu, Jaemin memilih untuk memecat seluruh pelayan yang bekerja di tempat itu. Dia juga menutup mansion rapat-rapat serta pindah ke apartemen.

Meskipun begitu, sudah dua hari ini Jaemin tidur di bar miliknya. Kalau terus-terusan berada di apartemen, pikirannya tidak bisa tenang. Wajah Helena selalu terbayang. Padahal gadis itu sangat baik terhadapnya terutama pada Junhwa. Gadis itu begitu tulus dalam merawat Junhwa sesampainya ia di mansion.

"Jaem, kamar kosong dimana?" Tanya Taeyong yang baru saja tiba di bar bersama Doyoung.

"Dateng-dateng minta kamar. Kapan tobatnya coba?" Tanya Jaemin.

Taeyong menyentil kening Jaemin dengan cukup keras, "gue mau tidur doang anjir! Cape gue sama skripsi. Nyesel banget masuk hukum."

"Lo gak ada niatan bantu kasus Helena?" Tanya Doyoung tiba-tiba.

Taeyong mengangkat kedua bahunya, "males banget. Skripsi gue aja kagak kelar-kelar. Lagian yah, nyari pelaku yang ngebunuh Helena tugasnya polisi."

"Nih, kamar nomor tujuh," ucap Jaemin sambil menaruh kunci di tangan Taeyong. Pria itu langsung beranjak menuju kamar yang dimaksud Jaemin.

"Minum apa?" Tanya Jaemin.

"Biasa," jawab Doyoung.

"Coba aja lo dulu nerima Helena, pasti dia udah bahagia sama lo dan masih hidup," ucap Doyoung tiba-tiba. Gerakan Jaemin berhenti saat ucapan Doyoung terlontar.

"Gak ngejamin juga," jawab Jaemin.

Doyoung mengambil minuman yang baru saja disajikan Jaemin, "orang tua dia tau?" Tanya Doyoung.

"Tau, tapi mereka masih di Italia. Gak bisa kesini, ya lo tau sendiri Bang gimana mereka."

Doyoung mengangguk, "anak mereka mati tapi mereka masih sibuk sama urusan bisnis."

"Oh ya, gue denger jam tangan Xiaojun hilang. Lo nemu gak?" Tanya Doyoung.

"Nemu, kebetulan Junhwa nemuin jam di area Helena ditemukan."

Doyoung tersenyum smirk, "lo tau kan, bukan Xiaojun pelakunya?"

Jaemin mengangguk, "iya, jam tangan yang dipake Xiaojun bukan yang Junhwa temuin. Gue udah nemu jam dia di kamar mandi lantai tiga kemaren."

Doyoung tiba-tiba tertawa pelan, "lo juga udah tau kan siapa pelakunya?" Jaemin kembali mengangguk.

"Terus kenapa lo gak seret dia ke penjara? Dan malah nyogok polisi buat gak cepet-cepet nangkep dia?"

Jaemin menompang dagunya, tangan yang lain ia gunakan untuk minum wine.

"Ada yang lagi jadi detektif, kalo dia udah cape main-main baru gue seret pelakunya ke penjara. Oh enggak, kayaknya penitencia lebih seru."

Doyoung mengangguk setuju, "tinggal nunggu si Jaehyun aja kan. Heran, udah mau satu bulan masih belum sembuh aja."

"Lo sih, Bang. Terlalu keasikan jadi luka dia banyak."

"Dih, kenapa jadi nyalahin gue? Si Johnny tuh." Ucap Doyoung tidak terima.

"Si Winwin lama banget anjir, keburu berlumut gue lama-lama disini."

"Mau ngapain emang?" Tanya Jaemin.

"Main PS! Gue gak terima kemarin gue kalah main. Sekarang gue mau bales dendam."

Oh syukur. Dalam hati Jaemin tersenyum, dia pikir kedua temannya itu mau bermain dengan yang lain. Cuman PS ternyata.

"Lo belum ngomong apa-apa soal Helena ke Junhwa?" Tanya Doyoung.

"Apa yang harus gue bilang ke dia? Toh Helena juga udah gak ada kan?" Tanya Jaemin.

"Ya gak gitu, gimana pun juga lo suka sama Junhwa. Gue juga liat dia mulai buka hati buat lo. Masa lo gak mau berterus terang sama dia kalo Helena itu mantan tunangan lo?"

***

SURPRICE

Berapa banyak plot twist yang kalian dapet di part ini?

Ternyata yang bunuh bukan Xiaojun kan?

Siapa yang kemaren nuduh pacar gue sebagai pembunuhnya!

[✓] Acquisitive Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang