03. Geheimnis

4.3K 325 29
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Junhwa hanya bisa menatap Jaemin yang tengah menatap ke arah layar laptopnya. Lampu kamar yang sedikit redup membuat wajah Jaemin tersorot cahaya dari layar laptop.

Kalau dipikir-pikir, Jaemin sangat tampan kalau sedang serius seperti ini.

"Bosen yah?" Tanya Jaemin.

Junhwa yang tengah merebahkan diri di atas kasur hanya bisa menarik selimut sampai menutupi lehernya.

Jaemin menutup benda yang ia gunakan barusan, ia juga menghabiskan ice americano dengan 8 shot sebelum berjalan menghampiri Junhwa dan ikut merebahkan diri di samping gadis itu.

"Na," panggil Junhwa.

Jaemin memeluk tubuh Junhwa dari arah belakang, ikut masuk ke dalam selimutnya. Kepalanya tenggelam di ceruk leher Junhwa, sedikit mengendus aroma mawar.

"Gini dulu bentar, gue kangen."

Junhwa hanya menurut, padahal tadinya ia hendak membalikan tubuh untuk menatap wajah pria itu. Yang mana, Junhwa sendiri tidak paham dengan kejelasan hubungan mereka saat ini.

Soal perasaan, Junhwa masih belum bisa memastikan.

"Gue jadi kangen Ibu," ucap Jaemin.

Junhwa jadi penasaran bagaimana rupa Ibunya Jaemin. Ia juga penasaran soal Ayahnya Jaemin. Tidak ada foto keluarga yang menempel di sudut ruangan manapun yang ada di mansion ini.

"Nana," panggil Junhwa sekali lagi.

"Jangan panggil Nana lagi," ucap Jaemin. Kepalanya semakin tenggelam di punggung Junhwa.

Tidak yakin, tapi Junhwa sempat merasa bahwa suara Jaemin bergetar.

"Kenapa? Padahal lo yang nyuruh gue panggil Nana dulu."

"Gue gak suka, jadi keinget Ibu."

Junhwa memutar tubuhnya, ia menangkup kedua pipi Jaemin dan mencoba membuat pria tersebut mendongak.

"Na, gue lebih suka manggil lo kayak gitu."

Jaemin terpejam, ia menyentuh lengan Junhwa yang masih menangkup wajahnya. Kemudian pria itu membuka kedua kelopak matanya. Semburat cahaya bulan yang masuk melalui jendela kamar terbias ke dalam bola mata pria itu.

"Gue mau ajak lo ke makam Ibu, tapi nanti. Kalo waktunya udah tepat. Lo mau nunggu kan?" Tanya Junhwa. Gadis itu mengangguk.

Kedua sudut bibir Jaemin tertarik, "lo mirip Ibu."

Junhwa menarik Jaemin ke dalam pelukannya, "Na, gue paham sebesar apa rasa sayang lo sama Ibu lo. Lo boleh bungkam soal Ibu lo, gue gak bakalan paksa lo buat cerita semuanya."

Jaemin mendongak kemudian mengerucutkan bibirnya, ya ampun. Jaemin terlihat sangat menggemaskan.

"Pindah kamar yuk, pasti gak enak kan tidur disini?" Ajak Jaemin. Tiba-tiba.

[✓] Acquisitive Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang