Mulai chapter ini sampai chapter yang belum dipastikan, alur yang dipakai adalah alur mundur.
GUA UDAH NGASIH TAU YAH. AWAS KALO ADA YANG MASIH NANYA ATAU BILANG GAK PAHAM.
HAPPY READING
***
Tok...
Tok...
Junhwa mengalihkan pandangannya pada jendela kamar. Tidak, bukan kamar utama. Jaemin membawanya ke dalam kamar yang Junhwa tempati saat pertama kali menginjakkan kaki di mansion itu.
Bayangan seorang wanita berjubah tercetak jelas di depan jendela kamar.
Tidak mungkin kan mansion ini tiba-tiba berhantu?
Tok..
Dasar wanita tidak sabaran. Junhwa menatap Jaemin yang masih tertidur pulas. Sedangkan Junhwa pergi mendekati jendela dengan langkah pelan. Berharap tidak akan ada hal buruk setelah ia membuka jendela.
"Nona," panggil wanita berjubah itu setelah Junhwa membuka jendelanya.
"Tolong ikuti saya."
Junhwa menatap ragu pada tubuh Jaemin yang masih tertidur pulas itu. Namun pada akhirnya Junhwa mengambil hoodie mint milik Jaemin, memakainya kemudian pergi ke luar mansion.
Junhwa menelusuri seluruh penjuru halaman. Masih gelap, berhubung ini masih jam empat pagi dan semua orang masih terlelap dalam tidur mereka.
"Lewat sini nona."
Junhwa mengikuti kemana arah wanita itu menuntunnya. Rasa takut yang sebelumnya menyerang kini berganti menjadi rasa penasaran yang tak berujung. Wanita itu ternyata membawanya ke bagian belakang mansion. Tepatnya ke rumah kaca.
"Nona, aku sudah menunggu hal ini sejak lama."
Wanita itu membuka jubahnya, membalikan badan kemudian tersenyum. Tidak mengerikan. Sungguh, kalau Junhwa boleh jujur satu-satunya orang yang menurutnya terlihat mengerikan saat tersenyum adalah kembarannya. Seo Sunhwa.
Ia ingat dulu saat mereka bertengkar. Saat itu mereka duduk di bangku sekolah dasar, dan terkunci si gudang karena ulah Junhwa. Sunhwa marah, tapi yang ia munculkan hanyalah sebuah senyuman yang tentu tidak nampak indah untuk dilihat. Ditambah, gelapnya gudang. Jujur, sejak kejadian itu Junhwa tidak mau terjebak dengan Sunhwa untuk kali kedua atau selajutnya.
"Tapi nona, tidak kah kamu sadar? Dimana posisi seorang tamu yang ternyata mengusik posisi tuang rumah?"
Helena Kim. Ya ampun, Junhwa pikir siapa.
"Ya ampun, tidak tahu diri sekali."
Apa katanya?
Junhwa mencoba bersikap tenang, meskipun tidak paham dengan apa yang sedang Helena lakukan di pagi-pagi buta seperti ini. Tapi melihat bagaimana wanita itu menunjukkan sebuah pisau di tangan kanannya, Junhwa langsung paham dengan tujuan wanita itu.
Dia mencoba membunuh monster dengan tangan lemahnya itu.
Menurutmu siapa yang akan kalah? Tentu saja. Orang yang mencoba bermain monster.
Junhwa melipat kedua lengannya di dada. Mencoba masih bersikap tenang. Tapi tiba-tiba Helena maju dan bersiap menusuk tubuh ya dengan pisau dapur itu.
Gila, tidak. Ini konyol. Bagaimana bisa seseorang membunuh menggunakan pisau dapur.
"Oh, salah sasaran?" Ejek Junhwa saat Helena tidak tepat sasaran karena Junhwa berhasil menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Acquisitive
Fanfiction[COMPLETE] #2 - Kun (26/05/21) This story have mature content🔞 "He is a psycho, little psycho."-Unknow