Chapter 43 = Gugup

265 18 11
                                    

ASSALAMUALAIKUM DAN SELAMAT MALAM

HAI-HAI SEMUA AKU KEMBALI UP


AKU AKAN COBA PELAN-PELAN YA BUAT SELESAIKAN CERITA INI

SEMOGA MASIH ADA YANG SINGGAH DI CERITA INI


KALAU ADA YANG TYPO, MOHON DI TANDAIN YA












HAPPY READING















"Keadaan yang paling membingungkan adalah saat dihadapkan dengan dua pilihan." –Hilary Gytha Sevilin-

Rumah sakit

Seorang gadis kini tengah terbaring di brankar rumah sakit dengan seorang laki-laki yang berada di samping brankar sang gadis. Begitu lama sang gadis itu memejamkan matanya, seakan alam mimpinya lebih indah daripada dunia nyata.

Sementara sang laki-laki menatap sang gadis dengan tatapan yang sulit diartikan. Tak lama tangan sang gadis tersebut bergerak dan perlahan gadis tersebut membuka matanya.

"Ssssttt, gue ada di mana?" tanyanya sambil memegang kepalanya karena pusing.

"Rumah sakit," jawab laki-laki itu yang membuat sang gadis tersebut menoleh dan terkejut dengan orang di sampingnya.

"Do-dodi? Lo ngapain di sini?" tanya gadis tersebut yang tak lain adalah Hilary.

"Ck, lo kena air hujan aja udah pingsan, gimana kalau lo menghadapi masalah? Harus pingsan juga," ucap Dodi sarkas yang membuat Hilary mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Pergi lo," usir Hilary.

"Ck, hujan bukan solusi untuk menyelesaikan masalah. Solusi yang benar adalah lo," ucap Dodi yang membuat Hilary menoleh dan menatap Dodi tajam.

"Mending lo pergi, nggak usah ikut campur masalah gue."

Ceklek

Berdirilah Gibran, Irvan, dan Ryan di depan pintu yang membuat Dodi dan Hilary menoleh. Tepat saat itu juga pandangan Hilary dan Ryan bertemu sesaat sebelum suara Gibran mengintrupsi.

Adeline and Adela [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang