Chapter 18 = Amarah Adel Dan Dela.

263 29 2
                                    

HAI-HAI SEMUA!! 


AKHIRNYA SETELAH SEKIAN PURNAMA AKU KEMBALI UP!!



SENENG BANGET CERITA INI MULAI BANYAK YANG BACA, SEMOGA CERITA INI RAME KAYA CERITA SEBELAH



KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF YAH












HAPPY READING















"Sekarang aku lebih senang berandai karena hanya dengan berandai aku sedikit lebih bahagia." –Adela Aloysius Bhagaskara-



Irvan masih termenung di kamarnya, sementara Gibran,William, Kenzou dan Ryan sudah sejam yang lalu pulang ke rumah masing-masing. Di kamar hanya menyisakan Irvan yang tengah termenung di balkon dan Akbar yang sibuk membaca novelnya. Irvan masih termenung karena dirinya masih memikirkan perkataan Gibran yang mengatakan jika Vincent tengah mengincar Adel dan Dela untuk membalaskan dendamnya.

"Apa yang lo rencanakan Theo?" batin Irvan.

"Gue nggak akan biarkan lo melukai Adel dan Dela."

"Andai lo tau kejadian yang sebenarnya Theo, lo pasti nggak akan berubah kaya begini."

Ketika Irvan tengah asyik bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba Akbar menepuk bahunya yang membuat Irvan sedikit terkejut.

"Lo tenang aja dek, kita semua akan bantu lo kok," ucap Akbar.

"Tapi bang. . . ."

"Udah nggak usah di pikirin, lo pantau aja gerak-geriknya Theo. Lo yang tau gimana sifatnya kan?" tanya Akbar yang membuat Irvan hanya berdehem. Perlu diketahui Akbar juga merupakan teman Vincent walau tidak sedekat Irvan, karena umur Akbar sedikit diatas Irvan dan Vincent yang menyebabkan Akbar jarang bermain dengan mereka karena Akbar lebih sibuk dengan teman-teman sepermainannya kala itu.

Alasan mengapa Vincent memanggil Irvan dengan nama Lio karena nama Irvan sendiri Irvan Adelio, sedangkan Irvan memanggil Vincent dengan nama Theo karena nama Vincent sendiri Vincent Theobald. Bukan alasan itu saja, nama Lio dan Theo sama-sama di akhiri dengan huruf "O" yang menurut mereka itu seperti nama anak kembar.

Adeline and Adela [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang