Chapter 7 = Hari Yang Menyebalkan Part 2.

332 33 3
                                    

CHAPTER INI UDAH DI REVISI YAH GUYS

HAI AKU UP LAGI NIH, SELAMAT MEMBACA KALAU ADA YANG TYPO MOHON MAAF. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAH!!








HAPPY READING!!!!!!













"Biasanya orang yang paling sering ketemu itu adalah orang yang paling sering dipikirkan," –Gibran Prasraya Mahanipuna.-

"Assalamualaikum," ucap Adel yang langsung masuk ke kamar tanpa memperdulikan bundanya.

Sesampainya di kamar, Adel pun langsung melempar tasnya ke atas kasur dan langsung membaringkan tubuhnya untuk merilekskan sejenak. Dirinya pun kembali teringat kejadian menyebalkan saat pulang sekolah tadi.

"Del, supir gue udah jemput, lo yakin nih nggak mau bareng gue sekalian?" tanya Chelsea.

"Nggak usah Chel, palingan angkot juga bentar lagi dateng, lo duluan aja," ucap Adel.

"Ya udah deh gue duluan yah Del, bye," ucap Chelsea yang sambil melambaikan tangan dan dibalas oleh Adel.

Selepas Chelsea pergi, Adel pun berdiri di depan halte karena dirinya sudah lama duduk yang membuatnya lelah duduk. Namun beberapa menit kemudian, tiba-tiba sebuah botol beserta isinya mendarat mulus di wajah Adel yang di sebabkan ada orang yang melemparnya.

"Woi berenti lo," teriak Adel pada pengendara motor tersebut.

Pengendara motor besar alias moge itu pun berhenti dan melihat ke belakang. Adel yang melihat motor itu berhenti langsung mendatangi motor itu sambil membawa botol yang namplok di wajahnya tadi.

"Eh lo kalau mau buang sampah jangan seenak udel dong. Nggak lihat apa ini muka gue basah semua kek kucing kecelup," omel Adel.

Orang itu masih terus diam dibalik helm full facenya tanpa memperdulikan ocehan Adel. Adel yang merasa diacuhkan pun menjadi main darah. Refleks Adel memukul kepala orang tersebut dengan botol yang di pegangnya.

Pllaaakkk

"Aduh, lo kira kepala gue lampu taman hah!"ucap orang tersebut yang membuat kening Adel berkerut.

"Eh kok suaranya kek kenal yah," gumam Adel

"Lo lagi lo lagi," ucap orang itu seraya membuka helm full facenya.

"Pantes suaranya nggak asing ternyata si manusia kutub," ucap Adel setelah melihat orang tersebut melepas helmnya.

"Ngomong apa lo barusan," ucap orang tersebut yang tak lain adalah Irvan.

"Lo budek? Makannya kalau beli pentol itu tusuknya jangan dibuang," ucap Adel dengan wajah songong. Irvan pun tak menggubris perkataan Adel, dirinya langsung memakai helm full facenya dan langsung melajukan motornya tanpa memperdulikan sumpah serapah Adel.

Adeline and Adela [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang