Chapter 44 Menguping

57 2 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM AKU KEMBALI HADIR!!!

WOW UDAH LAMA YA NGGAK PERNAH UP WKWK KARENA AKU SIBUK NGAJAR DAN SEMPAT MIKIR JUGA MAU TETAP LANJUT BUAT CERITA ATAU NGGAK

TAPI IN SYAA ALLAH UNTUK CERITA INI AKU AKAN TERUSKAN SAMPAI SELESAI HEHEHE WALAU PELAN-PELAN HEHEHE


KALAU ADA YANG TYPO TANDAIN YAH🤭🤭






HAPPY READING













Saat ini Hilary bingung harus berbicara apa dengan orang di depannya. Pasalnya Gibran dan Lisa langsung keluar untuk memberikannya sedikit waktu untuk berbicara dengan orang di depannya. Namun, hingga 15 menit berlalu keduanya pun belum membuka suara sedikitpun. Ruangan tersebut hanya diisi oleh hembusan napas oleh kedua insan tersebut. Hingga satu suara masuk ke dalam indera pendengaran Hilary yang membuatnya menegang seketika.

"Kamu anaknya Dinda?" tanya orang itu yang ternyata adalah Ayu. Memang Ayu tadi meminta izin untuk ke ruang Hilary. Awalnya Ewin tidak mengizinkan mengingat Hilary adalah anak dari orang yang telah menghancurkan kebahagiaannya. Namun Ayu berusaha meyakinkan Ewin yang membuat Erwin akhirnya luluh.

"I—ya tante," jawab Hilary gugup karena di hadapkan dengan orang yang telah menjadi korban kejahatan sang mamah.

"Hei, kenapa gugup sayang? Bunda nggak makan orang kok hehehe," jawab Bunda Ayu terkekeh yang membuat Hilary tersenyum canggung.

"Maaf," ucap Hilary tertunduk yang membuat kening Bunda Ayu menyerit.

"Maaf untuk apa sayang?" tanya Bunda Ayu bingung.

"Maaf karena mamah saya sudah menghancurkan keluarga tante. Karena mamah saya tante dan Papah Erwin terpisah, Adel dan Ela terpisah,dan tante terpisah sama Ela terpisah. Andai. . . andai mamah saya tidak datang, pasti tante. . . tante. . . ."

Grep

"Semua sudah berlalu sayang. Kamu juga tidak salah di sini. Kamu juga korban dari mamahmu sendiri. Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Justru Bunda berterima kasih sama kamu karena kamu menjaga Ela sama Papah Erwin," jawab Bunda Ayu seraya mengelus kepala Hilary yang membuat tangis Hilary pecah.

"Maaf. . .ma-maafin Mam-mamah tante," ucap Hilary seengukan.

"Iya, Bunda maafin," jawab bunda seraya melepas pelukannya dan menghapus air mata Hilary. "Kamu istirahat yah sekarang. Bunda ke ruang Papah dulu," ucap bunda dan Hilary hanya mengangguk. Setelah bunda keluar, Hilary langsung mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Jalankan rencana selanjutnya," ucapnya dengan seseorang disebrang sana dan langsung memutuskan panggilan tersebut tanpa menunggu jawaban dari lawan bicara. Tak lama senyum misterius timbul diwajah cantiknya.

"Ini pilihan gue."

***

Seorang gadis terus berlari tanpa arah karena menghindari kejaran orang-orang yang siap menangkapnya. Dirinya terus berlari walau sebenarnya kakinya sudah tidak mampu lagi untuk berlari lebih jauh.

Dirinya akan terus berlari demi menyelamatkan nyawanya. Di saat gadis itu bingung ingin berlari ke arah mana, tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan langsung dirinya di bawa di semak belukar.

"Aduh si. . . ."

"Ssssttt diam. Nanti orang-orang itu tau kalau kita di sini," ucap seseorang tersebut sambil membekap mulutnya. Keduanya saling terdiam karena takut terdengar oleh orang-orang itu.

"Kemana cewek itu?" suara seseorang yang sudah pasti adalah orang-orang yang mengejarnya terdengar.

"Gesit juga larinya tuh cewek," ucap salah seorang lainnya.

"Kita ke sana aja. Pokoknya kita harus nemuin tuh cewek."

Tak lama suara orang-orang itu perlahan menjauh yang membuat gadis itu menghela napas lega. Tak lama netra matanya bertemu dengan orang yang masih membekap mulutnya. Keduanya saling pandang hingga tiba-tiba gadis itu bersin.

"Astaga bersin lo nggak pernah berubah yah," ucap laki-laki itu sembari mengusap wajahnya.

"Mana ada sejarahnya bersin bisa berubah. Eh ntar dulu, kok gue kaya pernah lihat lo. Dimana yah?" ucap gadis itu sembari berpikir. Laki-laki itu pun mendengkus dan keluar dari tempat persembunyiannya. Setelah sekian lama berpikir, akhirnya gadis itu memekik yang membuat sang laki-laki terkejut.

"WWAAAAHH KKAAKK AKKBAARRR!!" teriaknya seraya keluar dari tempat persembunyiannya.

"Masuk mobil cepat!" perintah Akbar.

"Lo ngapain suruh gue masuk mobil lo? Lo mau mesum yah?" tanya gadis itu yang membuat Akbar berdecak.

Pletak

"Lo mau ditangkap sama mereka hah?" tanya Akbar kesal.

"Oh bilang dong, yuk buruan masuk. Anggap aja mobil sendiri," ucap gadis itu yang langsung masuk ke dalam mobil Akbar. Sementara Akbar melongo di tempat.

"Woi buruan masuk," Akbar yang langsung sadar pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan langsung menjalankan mobil tersebut. Tanpa mereka tahu sejak tadi sudah ada seseorang yang mengawasi mereka dengan senyum misterius diwajahnya.


BERSAMBUNG. . . .

GIMANA-GIMANA KALIAN KEPO NGGAK SIH

KALAU KEPO JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE YAH

TERIMA GAJAH 😆😆
08 JUNI 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adeline and Adela [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang