Chapter 16 = Dia kembali.

253 27 4
                                    

HAI-HAI AKU KEMBALI UP!!



INI PART UDAH DIREVISI YAH




KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF







HAPPY READING














"Semua kejadian bagaikan bom yang di kendalikan oleh waktu, sewaktu-waktu bisa meledak. Namun sebisa mungkin aku akan mencegah bom itu meledak, bagaimana pun caranya." -Gibran Prasraya Mahanipuna-

"Lo kok bisa ketabrak La?" tanya Irvan tiba-tiba yang membuat Dela yang sedang menonton tv menoleh ke arah Irvan. Ya sehabis makan siang, mereka semua bersantai di ruang tengah sambil memakan cemilan yang di bawa oleh Kenzou dan Ryan.

"Pas gue nunggu lo di taman, tiba-tiba gue pengen es krim dan kebetulan kedai es krimnya ada di seberang taman. Jadi gue nyebrang, namun pas gue ngebrang tiba-tiba gue di serempet gitu sama mobil. Terus mobil itu kabur gitu aja," Penjelasan Dela membuat Adel menatap Dela. Dela yang merasa diperhatikan pun melihat ke arah Adel dengan alis terangkat sebelah.

"Lo kenapa lihatin gue?" tanya Dela.

"Lo kesurupan yah?" sontak semuanya menatap Adel heran.

"Maksudnya lo apa?" tanya Dela kesal.

"Iya Del, maksudnya apa?" tanya Chelsea.

"Gue nggak pernah dengar Dela ngomong panjang kali lebar kali tinggi gitu, ya siapa tau kan dia kesurupan," ucap Adel polos yang membuat semuanya tertawa kecuali Dela, Irvan dan Ryan.

"Perasaan gue pernah ngomong panjang lebar pas di rumah sakit deh dan dia nggak sadar, dasar pikun," batin Dela.

"Ahahaha bener juga kata lo Del, gue juga baru sadar," ucap Gibran. "Eh tapi lo ngapain janjian sama Irvan di taman?" tanya Gibran ke Dela.

"Kepo," ucap Dela.

"Bukan urusan lo," sambung Irvan.

"Kalian jahat, sakit hati gue," ucap Gibran dramatis.

"Ganti aja pakai hati ayam Gib, gampang kan," celetuk William.

"Itu mulut asal jeblak aja, lo kira gue ayam bokap lo," kesal Gibran.

"Lo mau jadi ayam bokap gue, Gib? kebetulan kemarin ayam bokap gue di masak opor sama nyokap gue. siapa tau pas lo jadi ayam bokap gue, ntar lo di masak jadi semur sama nyokap gue," ucap William.

"Kampret lo," Kesal Gibran seraya melempar bantal ke arah William. Setelah itu pun mereka kembali bercanda ria sampai sore hari mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Adeline and Adela [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang