Chapter 33 = Masa lalu Irvan part 2

86 11 3
                                    

ASSALAMUALAIKUM HAI-HAI  AKU KEMBALI UP. PART INI UDAH DI REVISI YA



KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF











HAPPY READING











"Di saat aku sudah ingin menyerah dengan masa laluku, di saat itu kamu datang dan menggengam tanganku. Hanya satu yang ku inginkan, yaitu cukup pegang tanganku dan temani aku untuk menghadapi semuanya." –Irvan Adelio Cetta-

"Ngapain lo di sini?" tanya Irvan dengan orang yang sudah duduk di sampingnya.

"Ya duduklah, kalau orang berdua nanti yang ketiga itu setan," ucap orang tersebut sambil cengengesan.

"Lo setannya," ucap Irvan dengan wajah datar.

"Asem lo Van, eh iya ini cewek cantik namanya siapa?" ucapnya kepada Adel yang membuat Adel semula terdiam terkejut.

"Eh. . , kenalin nama saya Adel kak, kakak sendiri siapa namanya?" tanya Adel.

"Kenalin nama gue Dodi, Dodi Hernando ketua kelas 11 IPA 1 yang paling tamvan dan imut," ucap Dodi sambil menggulurkan tangannya ke arah Adel. Namun belum sempat Adel berjabat tangan dengan Dodi, Irvan langsung menyambarnya yang membuat Dodi kesal setengah mampus.

"Gue kenalan sama Adel, bukan sama lo pea," ucap Dodi yang langsung melepas tangannya dari genggaman tangan Irvan.

"Tau nih Kak Irvan harusnya kan Adel bukan Kakak," ucap Adel yang juga kesal akan kelakuan Irvan.

"Tangan dia banyak bakteri," ucap Irvan datar yang membuat Dodi mendengus kesal.

"Sembarangan lo kalau ngomong Van, gue ini cinta kebersihan. Setiap hari gue mandi 5 kali dalam sehari," ucap Dodi mengebu-gebu.

"Nggak nanya," Dodi pun sudah mencak-mencak sendiri karena perkataan Irvan.

"Lo kemarin kemana? Tiba-tiba pergi?" tanya Irvan yang membuat Dodi terdiam sejenak.

"Ke rumah sakit, kondisi nenek gue kembali drop. Jadi gue langsung cabut," jawab Dodi namun entah kenapa Irvan merasa jika Dodi sedang berbohong.

"Lo bedua ngapain di sini? Oh ya gue tadi denger-denger tadi ada keributan di kantin?" tanya Dodi yang membuat kedua orang di hadapannya terdiam.

"Bukan urusan lo," ucap Irvan datar yang membuat Dodi berdecak.

"Pergi lo," usir Irvan yang membuat Dodi melongo.

"Lo ngusir gue?" tanya Dodi dan Irvan pun hanya berdehem.

Adel yang sedari tadi menyimak pembicaraan kedua Kakak kelas di depannya pun hanya bisa terdiam. Sampai tak lama Dodi bersuara

Adeline and Adela [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang