HAI-HAI GUYS, PART INI UDAH DIREVISI YAH
HAPPY READING
"Saat gue bersama lo, gue merasa nyaman. Bersama lo juga gue percaya sedikit rahasia gue aman bersama lo karena bagi gue lo berbeda dan gue tidak tau apa penyebabnya."-Adela Aloysius Bhagaskara-
"Eh tuyul kesambar petir," ucap Adel kaget karena melihat Irvan sudah di belakangnya.
"Latah lo?" tanya Irvan datar.
"Iya, makanya jangan muncul tiba-tiba kek syaiton," ucap Adel kesal.
"Emang lo bisa lihat syaiton?" tanya Irvan sambil duduk di samping Adel.
"Bisa dong," jawab Adel bangga
"Mana?" tanya Irvan penasaran.
"Ini yang lagi ngomong sama gue," ucap Adel santai sambil menunjuk Irvan.
Pletak
Irvan pun menyentil jidat Adel yang membuat si empunya mengusap jidatnya.
"Nggak usah alay kek cewek aja," ucap Irvan yang sambil memakan es krim yang barusan di belinya di minimarket di sebrang Rumah Sakit.
"Lo pikir kalau gue bukan cewek terus apa?" tanya Adel kesal.
"Syaiton," jawab Irvan yang sibuk dengan es krimnya.
Plak
Adel memukul belakang kepala Irvan yang membuat Irvan langsung memberikan tatapan tajam ke arah Adel dan Adel pun hanya santai sambil mengambil es krim di samping Irvan lalu memakannya.
"Es krim gue," protes Irvan.
"Habisin dulu yang di tangan lo jangan rakus jadi orang," ucap Adel yang langsung melahap es krim milik Irvan dan Irvan pun hanya menatap Adel kesal sambil memakan es krimnya.
Mereka pun sibuk menikmati es krim masing-masing. Sampai akhirnya suara Irvan memecah keheningan.
"Lo cemburu sama Gibran?" tanya Irvan yang membuat Adel yang tengah menikmati es krimnya terdiam lalu tersenyum.
"Cemburu buat apa juga, gue kan bukan siapa-siapanya," Irvan pun mengganguk sambil terus memakan es krimnya.
"Oh iya nama lo siapa?" tanya Irvan yang membuat mata Adel melotot.
"What, jadi selama ini lo nggak tau nama gue? padahal kita sering ketemu eh bukan ketemu lagi bahkan lo sampai mau hajar gue," ucap Adel setengah menyindir
"Nggak," jawab Irvan datar
"Dasar manusia kutub," ucap Adel kesal.
"Bodoamat, jadi siapa nama lo? Syaiton?" tanya Irvan.
"Sekali lagi lo manggil gue syaiton gue santet ntar," ucap Adel yang sudah sangat kesal.
"Sok-sok mau nyantet gue harga bawang naik aja mungkin lo udah ngoceh," sontak Adel pun terdiam karena perkataan Irvan ada benarnya karena jika Adel melihat berita harga bawang di pasar naik, Adel dan bundannya akan menghibahin si bawang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adeline and Adela [On Going]
Teen FictionKisah dua remaja perempuan kembar tidak identik yang sudah 12 tahun tidak bertemu Adeline fredella bhagaskara memiliki sifat hangat, ceria, dan ramah berbanding terbalik dengan Adela aloysius bhagaskara yang memiliki sifat dingin, jutek dan cuek ba...