Chapter 3 = Cewek Yang Berbeda.

536 66 95
                                    




HAPPY READING!!!













"Dia berbeda dan itu membuat gue tertarik," –Gibran Prasraya-

Setelah Adel dari toilet, dirinya pun langsung bergegas ke kelas karena takut bertabrakan dengan cewek esbatu. Sesampainya di kelas, Adel heran karena kelasnya yang tadi sepi bak kuburan sekarang sudah ramai seperti orang tawuran. Saat dirinya duduk, Dita yang berada di belakang langsung menghampirinya dengan suara yang sangat menghebohkan.

"Addeeeellllll!!" teriak Dita.

"Apaan, sih, Ta gue kagak tuli dan ini sekolah bukan hutan, seenak udel aja lo teriak" jawab Adel sewot.

"Hehehe mangap deh, eh lo tau nggak?" tanya Dita.

"Nggak. kan lo belum kasih tau gue," ucap Adel santai yang membuat Dita mendengkus.

"Del, lo itu bego jangan dipelihara dong, 'kan gue memang belum kasih tau," ucap Dita kesal dan Adel pun nyengir nggak jelas.

"Ok gue kasih tau lo yah, tadi itu ketos kita ke kelas ini dan lo tau dia bawa semua ketua ekskul yang ada di sekolah ini untuk memperkenalkan ekskul yang ada di sekolah ini dan lo tau tadi ada ketua basket yang subhanallah gantteeeenngggg baannngggggeeetttt," ucap Dita mengebu-gebu dan sambil memukul tangan Adel.

"Duh-aduh, Ta sakit," ucap Adel sambil mengelus tangannya.

"Eh maaf Del, gue kira tadi meja hehehe," ucap Dita dengan muka polos yang rasanya pengen nabok.

"Terus apa pengaruhnya sama gue, nggak buat gue ketemu sama abang D.O. juga kan," ucap Adel datar. Ya, Adel sangat mengidolakan salah satu member grup Korea tersebut. Jadi, baginya tak ada yang lebih ganteng daripada biasnya tersebut.

"Yaelah, Del menghalu itu jangan ketinggian ntar jatuhnya sakit. Mending lo menghalu sama yang pasti aja misal sama ketua basket itu," ucap Dita.

"Emang seganteng apasih ketua basket itu sampai kamu seheboh ini?? Btw siapa, sih namanya?" tanya Adel kepo

"Namanya itu. . . ," ucapan Dita terputus karena tiba-tiba seorang guru masuk ke kelas mereka.

"Selamat pagi anak-anak," ucap sang guru.

"Pagggiii Bbuu," ucap serentak penghuni kelas.

"Wah semangat sekali semuanya, jadi semangat juga sayanya. Ok kita perkenalan dulu, perkenalkan saya Bu Siska saya guru sejarah dan sekaligus wali kelas kalian dan karena hari ini hari pertama kalian di kelas, jadi hari ini kita perkenalan aja dulu yah," ucap Bu Siska ramah dan membuat semua penghuni kelas bahagia karena tidak belajar. Seketika kelas Adel menjadi sedikit berisik karena baik guru maupun murid sama-sama bercanda ria sebelum mengikuti agenda MOS di aula.

***

Akhirnya Dela selesai dengan urusannya di toilet. Namun, pada saat ia keluar dari toilet, tiba-tiba dari arah berlawanan dirinya kembali di tabrak oleh orang dan akibat dari tabrakan itu Dela nyaris terjatuh. Tetapi, sebelum dirinya terjatuh seseorang itu sudah menahan pinggangnya. Jadilah keduanya terdiam sejenak entah karena terkejut atau karena jarak terlalu dekat dan tatapan mereka saling mengunci satu sama lain

Deegg

"Ini bidadari atau penghuni toilet yah? kok cantik amat," batin Gibran. Ya, yang menabrak Dela adalah Gibran. Keduanya masih saling terdiam sampai akhirnya Dela sadar dan langsung melepaskan diri dari Gibran

"Maaf gue nggak sengaja nabrak lo," ucap Gibran.

"Makanya jalan itu kaki sama mata digunain. Heran gue sehari udah nabrak berapa kali," ucap Dela sinis. "Misi gue mau lewat jangan ngalangin jalan gue," ucapnya mengusir Gibran.

"Oh iya kenalin nama gue Gibran," ucap Gibran yang masih berdiri di depan Dela.

"Gue udah tau dan gue nggak nanya," ucap Dela ketus.

"Loh kok lo tau??" tanya Gibran penasaran.

"Lo kan ketos di sini dan lo tadi juga kenalan kan. Begonya kok sampai akar dipelihara pula," ucap Dela ketus lalu pergi meninggalkan Gibran yang masih melongo terhadap ucapan gadis tadi.

"Ketos nan tampan kek gue dikatain bego sama tuh cewek. Di saat semua cewek histeris lihat gue nah dya malah ngatain gue," batin Gibran

"Dia cewek yang berbeda dan gue rasa gue tertarik sama dia," batin Gibran dengan senyuman manisnya.

Gibran pun kembali melanjutkan langkahnya ke toilet sambil tersenyum tidak jelas dan sambil membayangkan wajah dingin Dela.


BERSAMBUNG . . . 



JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN YANG BANYAK

Adeline and Adela [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang