Chapter 34 = Pengakuan

114 11 2
                                    

HAI-HAI PART INI UDAH DI REVISI YAH



KALAU ADA YANG TYPO, MOHON TANDAIN








HAPPY READING













"Selama aku hidup aku selalu memendam semua yang aku rasakan. Tapi untuk kali ini aku tidak bisa memendamnya lagi. Harus aku akui jika sekarang aku mulai nyaman saat bersamamu." –Adela Aloysius Bhagaskara-

Rumah Adel.

Saat ini Adel sudah pulang ke rumah, sebenarnya tadi Adel sempat menolak untuk pulang karena jam sekolah belum selesai. Namun karena paksaan Irvan yang mengatakan jika dirinya harus istirahat, mau tidak mau Adel menurutinya bahkan semua teman-teman Adel pun memaksanya untuk pulang dan beristirahat di rumah.

Sekarang ini Adel duduk di ranjangnya sambil melamun memikirkan beberapa kejadian hari ini mulai dari berita di mading yang tentang dirinya sampai tentang masa lalu Irvan.

"Kenapa Oliv nyebarin berita di mading yah?" batin Adel.

"Oliv tau dari siapa kalau gue nggak punya papah?"

"Apa ini perbuatan Vincent?"

"Apa Oliv kerja sama dengan Vincent?? Tapi kenapa?"

"Perasaan kan gue nggak ada masalah sama Vincent maupun Oliv."

"Apa karena gue berteman dengan kak Irvan."

"Oh iya Vincent kok bisa sekelas sama gue, dari cerita kak Irvan, Vincent kan sekelas sama dia. Kok sekarang malah sekelas sama gue."

"Terus apa yang terjadi sama Viola yang membuat hubungan Irvan dan Vincent sehancur ini."

Adel terus berperang dengan dirinya sendiri, hingga bunda yang sudah berada di kamarnya pun Adel tidak menyadarinya. Bunda terus memanggil nama Adel namun Adel masih dengan tidak bergeming. Bunda pun kesal dan langsung menyentil jidat Adel.

"Duh Bunda sakit, ini pala Adel di fitrahin loh Bun," ucap Adel kesal.

"Siapa suruh kamu daritadi Bunda panggil nggak nyahut-nyahut?" tanya bunda kesal yang membuat Adel menyengir.

"Maaf Bunda, Adel merasa pusing aja," ucap Adel yang sepenuhnya tak berbohong.

Pasalnya Adel tidak ingin masalah yang terjadi di sekolah di ketahui oleh bunda. Jika bunda sampai tau, maka bunda akan sedih. Dulu Adel sering bertanya perihal papahnya kepada sang mama, namun setiap membahas tentang papah pasti sikap bunda langsung berubah.

Bahkan suatu malam Adel pernah melihat ibundanya menangis karena teringat sang papah. Sejak saat itu Adel tidak pernah lagi menanyakan perihal sang papah. Biarlah waktu yang akan menjawab tentang itu semua.

Adeline and Adela [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang