Chapter 11 = Perihal Sampah.

274 35 0
                                    

HAI-HAI CHAPTER INI UDAH AKU REVISI YAH. 





HAPPY READING!!













"Ribetnya cinta itu ketika udah nggak bersama berusaha untuk saling menjatuhkan padahal saling menahan rindu." –Ryan Ivanovich Vavilov-


Adel pun melongo ketika Irvan bisa menebak pikirannya, tanpa Adel sadari Irvan tersenyum. Seorang Irvan Adelio Cetta tersenyum karena seorang gadis sungguh kejadian langka. Adel yang melihat senyum tersebut bukannya terpesona malah menyerit heran sampai tangannya menyentuh jidat Irvan.

"Gak panas kok, berarti nggak demam," gumam Adel.

"Apaan sih," ucap Irvan kesal seraya menyingkirkan tangan Adel dari jidatnya.

"Lo Kak Irvan kan?" tanya Adel.

"Bukan," jawab Irvan datar.

"Siapa lo, jujur?? Please jangan rasukin Kak Irvan, keluar lo dari badanya Kak Irvan cari mangsa yang lebih waras aja," ucap Adel polos yang mengira Irvan kesurupan karena hari ini Irvan bertingkah aneh yaitu minta maaf dan tersenyum. Irvan yang mendengar pun kesal dengan ekspresi datar dan dinginnya. Adel yang melihat ekspresi Irvan pun bernapas lega

"Akhirnya tu makhluk halus keluar dari tubuh lo," ucap Adel polos.

Pletak

"Aduh main jitak-jitak seenak udel aja lo pikir ini batok kelapa," ucap Adel kesal sambil mengusap kepalanya karena di jitak Irvan.

"Habisnya lo ngatain gue kesurupan," ucap Irvan kesal.

"Jadi lo bilang minta maaf dan ngomong sepanjang tadi terus senyum-senyum nggak jelas itu dalam keadaan sadar? Nggak kerasukan?" tanya Adel polos

"Nggak." Keduanya pun kembali terdiam sampai Irvan membuka suara " Jadi gimana??"

"Apanya?" tanya Adel balik.

"Bego jangan di pelihara, lo maafin gue nggak?" tanya Irvan kesal

"Lo mau minta maaf atau ngajak tawuran sih?" tanya Adel ikut kesal.

"Menurut lo?" Adel pun menghela nafas menghadapi alien satu ini "Omongan lo minta maaf tapi cara lo kek ngajak gue tawuran," jawab Adel.

"Serah, intinya gue udah minta maaf," ucap Irvan seraya berdiri dan meninggalkan Adel yang masih menggerutu dan memasang wajah kesalnya. Setelah punggung Irvan menghilang, Adel pun menghela napas seraya berdiri meninggalkan rooftop tersebut untuk mengisi perut yang sudah konser sejak tadi.

***

Saat ini Chelsea, Dita, dan Lisa tengah asyik menikmati makan siang mereka sambil bercanda ria sampai akhirnya empat lelaki tampan menghampiri meja mereka

"Boleh kita duduk di sini?" tanya William yang membuat semua gadis di meja tersebut menghentikan candaan mereka dan menoleh ke sumber suara.

"Oh boleh kok Kak, kebetulan masih muat kok," jawab Chelsea mempersilakan.

"Chel kok lo izinin mereka duduk di sini sih," bisik Dita.

"Ya sungkan lah kalau nolak, kan mereka kakak kelas Ta," bisik Chelsea yang membuat dita pun mendengus kesal.

Setelah itu ke empat lelaki duduk, dengan Gibran dan William berada di depan Chelsea dan Lisa sedangkan Kenzou dan Ryan berada di depan Dita. Suasana tiba-tiba menjadi aneh. Chelsea, Lisa, Gibran dan William yang merasa suasana menjadi tegang berinisiatif mencarikan suasana.

"Loh tumben kalian cuma bertiga? Adel kemana?" tanya Gibran.

"Adel di kelas Kak, kebetulan dia bawa bekal jadi dia nggak ke kantin Kak," jawab Lisa dan Gibran pun mengangguk lalu Gibran mengajak William untuk memesan makanan dan William pun mengikuti Gibran untuk memesan makanan. Setelah Gibran dan William suasana menjadi aneh sampai Kenzou bersuara.

"Eh mantan, makan apa lo?" tanya Kenzou.

"Yang jelas bukan makan hati," jawab Dita dengan wajah songongnya.

"Gue lihat-lihat lo semakin cantik aja," ucap Kenzou menatap dalam Dita.

"Gue emang cantik dari lahir, lonya aja yang nggak sadar," ucap Dita.

"Karena pesona lo nggak terlihat untuk seorang sampah," celetuk Ryan yang membuat Kenzou mendelik.

"Kampret lo, secara nggak langsung gue ngatain gue sampah?" tanya Kenzou kesal.

"Sampah ketemunya ya sama sampah," ucap Dita pedas.

"Ngeri yah bund mulut mantan. Mulut netizen mah lewat," celetuk Lisa. Dita dan Lisa pun tertawa keras melihat wajah Kenzou yang masam.

"Muka lo semakin terlihat seperti sampah," ucap Ryan dengan wajah datarnya. Kenzou pun semakin kesal mendengar hal itu.

"Sudah-sudah kasihan itu Kak Kenzou mukanya udah kaya gembel," ucap Chelsea yang membuat Dita dan Lisa semakin tertawa keras.

"Ketawain teros, gue doain lo semua keselek baru tau rasa," tak lama Kenzou yang tersedak ketika meminum air hal itu membuat semuanya tertawa kecuali Ryan yang hanya bergumam.

"Senjata makan tuan."

***

Kini Dela berjalan santai menuju ke perpustakaan. Namun, tiba-tiba dirinya kembali ditabrak oleh orang yang berasal dari arah rooftop "Woi hati-hati dong."

"Bisa nggak sih jalan itu yang bener," ucap Dela kesal.

"Maaf Dela gue nggak sengaja," ucap gadis tersebut yang tak lain adalah Adel.

"Lo setiap ketemu gue sukanya nabrak mulu, jangan-jangan ntar di jalan lo nabrak gue juga," tuduh Dela

"Ya nggak lah, kan gue udah bilang gue kagak sengaja," sahut Adel kesal.

"Loh kok lo yang kesal sih, seharusnya kan gue," ucap Dela heran.

"Aarrrgghh tau ah tadi si manusia kutub sekarang si cewek esbatu," ucap Adel seraya pergi meninggalkan Dela yang membuat Dela terheran-heran.

"Tu orang nggak jelas banget," gumam Dela sambil melanjutkan langkahnya ke perpustakaan.

Adeline and Adela [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang