Chapter 37 = Terluka

127 13 1
                                    

HAI-HAI SEMUA, AKU KEMBALI HADIR


MASIH ADA NGGAK SIH YANG BACA CERITA INI? KOMEN DONG 



PART INI UDAH DI REVISI YA














HAPPY READING















"Aku memang membenci Papa, tapi bukan berarti aku tidak peduli dengannya. Karena aku masih mempunyai hati nurani." –Adela Aloysius Bhagaskara-

Rumah Sakit

Saat ini Irvan berada di rumah sakit. Dirinya terus mondar-mandir di depan UGD. Sampai seseorang menepuk bahunya dan seketika Irvan pun menoleh.


"Gimana keadaannya?" tanya Gibran.

"Masih di periksa sama dokter," jawab Irvan frustasi.

"Kenapa bisa begini?" tanya Dela cemas.

"Semua terjadi begitu aja La, dan gue pun nggak bisa mencegahnya," jawab Irvan sendu.

Tak lama dokter pun keluar dari ruang UGD, Irvan, Gibran dan Dela pun segera menghampiri dokter tersebut.

"Dokter bagaimana keadaannya?" tanya Gibran.

"Lukanya tusukannya cukup dalam, untung saja tidak sampai mengenai organ vitalnya. Pasien juga kehilangan banyak darah, jadi membutuhkan donor darah secepatnya agar pasien bisa di tanggani secepatnya," ucap dokter yang membuat ketiganya lemas.

"Golongan darahnya apa dok?" tanya Irvan.

"Golongan darah pasien adalah AB, di antara kalian ada yang memiliki golongan darah yang sama?" tanya dokter.

"Golongan darah saya A dokter, lo Gib?" tanya Irvan.

"Gue B Van, kamu La?" tanya Gibran.

"Aku AB tapi. . . ."

"Tapi apa La?" tanya Irvan.

"Gue tekanan darah rendah Van," jawab Dela lirih.

"Duh sayang sekali, kita harus cepat mendapatkan golongan darah itu. Kebetulan golongan darah AB di Rumah Sakit ini lagi kosong," jawab dokter yang sedari tadi diam.

"Golongan darah saya AB dokter," ucap seseorang yang membuat semuanya menoleh.

"Adel," gumam Dela.

"Baiklah ikut saya sekarang," ucap dokter dan Adel pun mengangguk lalu mengikuti dokter tersebut.

Adeline and Adela [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang