chapter seven : cover the hidden

1.4K 256 71
                                    

Ini part lumayan panjang...semoga gak bosen yaaa

enjoyyy!

Tingtong!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tingtong!

"Papa!"

Ucap Juyeon kecil, ia berlari menuju pintu utama rumahnya.

"Yeay! Papa pulang!"

Hyunwook yang melihat anak laki lakinya itu berlari, langsung menangkap lalu menggendongnya sambil berputar putar.

"Anak Papa kok belum tidur?"

Raut muka Juyeon berubah ketakutan, "Ada monstel di bawah kasul Juyeon, Papa."

"Monster?" Hyunwook mengerutkan keningnya, "Berani-beraninya dia ngeganggu jagoannya Papa."

"Ayo usil monstelnya Pa. Papa kan hebat, pasti monstelnya langsung kabul." ucap Juyeon semangat.

Hyunwook tersenyum hangat, matanya menatap Juyeon penuh sayang.

"Alright, let's fight the monster! Huuuuu."

Hyunwook menggendong Juyeon, lalu berlari menuju kamar Juyeon.

Joobin—Mama Juyeon tersenyum simpul melihat suami dan anaknya tertawa sambil berlari lari didalan rumahnya.

What a beautiful sight.








———————









"Lee Juyeon. Baru Papa tinggal sebentar, kelakuan kamu sudah seperti preman pinggir jalan." ucap Hyunwook dengan suara rendah dan tajam.

Juyeon mendengus, sebentar katanya?

"Kamu mencoreng nama Papa, Juyeon!" bentak Hyunwook.

Hyunwook berdiri lalu membuka ikat pinggang yang dipakainya. Kemudian mengaitkannya ke tangan.

Ctas! ctas! ctas!

Juyeon menggigit bibirnya dalam-dalam saat merasakan pecutan di punggungnya.

"Gara gara kelakuan konyol kamu itu, kamu diskors satu minggu." Hyunwook tertawa sinis, "Dan kamu tau, yang kamu pukul itu anak dari kolega bisnis Papa!"

Ctas! Ctas! Ctas!

Juyeon yang berlutut sedari tadi, sekarang udah terduduk dilantai sambil memejamkan matanya.

"Cepat kamu minta maaf ke Lee Jeno." ucap Hyunwook.

Juyeon mendongak, menatap Papanya tajam.

"Mau anda mukul saya berapa kalipun, saya gak bakal sudi minta maaf ke si keparat itu."

Hyunwook mengangkat tangannya, lalu menampar Juyeon kencang hingga tangannya sendiri bergetar.

Diambilnya vas bunga lalu dilemparkannya tepat disamping kepala Juyeon.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang