chapter thirteen : expectation = disappointment

1.1K 237 91
                                    

Pertandingan dimulai, banyak siswa selain Neo dan Starship dateng buat ngeliat dua sekolah ini tanding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertandingan dimulai, banyak siswa selain Neo dan Starship dateng buat ngeliat dua sekolah ini tanding. Neo sama Starship emang terkenal bagus di basket, makanya pas tanding gini langsung heboh sana sini.

Kevin mendribbling bola ke ring lawan, dia ngekode Juyeon supaya nangkep bola yang mau dioper. Tapi Juyeon kalah cepet, bolanya diambil alih tim lawan.

"C'MON MAN?" seru Kevin sedikit emosi.

Kejadian itu gak terjadi sekali. Selama permainan berlangsung Juyeon selalu space out. Maka dari itu Mark dan Guanlin neriakin Juyeon.

"NYET FOKUS!"

Juyeon menggeleng-gelengkan kepalanya pelan sambil memejamkan mata lalu mengangguk.

Sedangkan di tribun, Karina Winter Hyunjin dan Jaemin bingung ngeliat tingkah Juyeon.

"Bocah kurang aqua apa gimana?" ujar Hyunjin.

"Temen lu lagi kayak tolol." greget Jaemin.

Ketidakfokusan Juyeon—si kapten—membuat peforma main dirinya dan tim menurun dan membuat Starship lebih unggul 16 poin dari Neo. Artinya quarter 1 di menangkan oleh Starship.

Juyeon mendudukan dirinya dikursi lalu bersandar pada dinding setelah coach Yoongi memberi arahan dan teguran untuknya.

Ia meneguk habis botol air mineral kecil lalu meremuk dan melemparnya ke sembarang arah.

"Bangsat." umpat Juyeon pelan.

Juyeon sadar hari ini dia payah. Ini semua karena Juyeon terus inget perkataan Papanya yang bakal ngebawa Ningning ke rumahnya.

"Yeon." panggil Karina pelan.

Juyeon menegakkan badannya pas ngeliat Karina dateng.

"Senderan aja, pasti pegel." ujar Karina lalu duduk disamping Juyeon.

"Sorry, gue jelek mainnya." Juyeon menatap perempuan disebelahnya.

"No, you're not. For me you're the best player ever." Karina tersenyum, "Kalo ada hal yang ngebebanin lo, lo selalu boleh ngebagi itu ke gue. Terkadang berdua lebih baik daripada sendiri kan?"

"Sekarang coba lo singkirin dulu hal hal yang ngeganggu lo. And give your best for next quarter." lanjut Karina.

Juyeon berdiri ketika diumumkan quarter 2 akan segera dimulai.

"Thanks for your warm words." ucap Juyeon, "I'll win this for you."

"Bukan buat gue, tapi buat diri lo sendiri." Karina menunjuk dada Juyeon pelan.

Juyeon senyum, "Can i get a hug to charge my energy?"

Tanpa menjawab Karina berjinjit lalu mengalungkan tangannya ke leher Juyeon.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang