chapter five : orphic

1.5K 336 47
                                    

Winter ngeberesin kertas kertas tugasnya, dia baru aja selesai penilaian nyanyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter ngeberesin kertas kertas tugasnya, dia baru aja selesai penilaian nyanyi. Winter pede bakal dapet A, secara vokal dia gak main-main. Sering ikut lomba sampe jenjang internasional juga.

Winter jalan bareng Ryujin sambil ngemut permen yang dia beli tadi.

"Win, ntar gue nyusul. Lo di kantin kan?" tanya Ryujin.

Winter ngangguk, "Iya, bilang ya gue sakit."

"Oke, dahh."

"Dahhh."

Ryujin naik ke lantai 2 sedangkan Winter lurus ke arah lorong loker. Dia mau naro mapnya terus ke kantin.

Brakkk!

"Fuck!" seru Winter kaget ketika ada orang yang menutup pintu lokernya secara tiba tiba.

Winter menoleh ke belakang, yang bisa dia lihat adalah dada laki laki yang terbalut seragam. Kemudian dirinya mendongak sedikit ke atas dan jreng...

"Jung Sungchan, lo apa-apaan hah!" seru Winter lalu mendorong Sungchan mundur.

"Tanggung jawab."

Dahi Winter mengkerut, "Emang lo hamil apa?!"

"Ck, lo gak mikir gara gara kelakuan lo minggu lalu. Nama panitia jadi jelek, acara gede sekolah jadi ancur."

Winter memutar bola matanya, "Masih aja dibahas. Udah basi bro, udah basi."

"Lo kebiasaan Win, seenaknya sendiri." ucap Sungchan, "Lo sama temen temen lo itu udah keterla-"

Sebelum Sungchan menyelesaikan omongannya, Winter lebih dulu menyumpal mulut Sungchan dengan permen yang baru dibukanya.

Sungchan kaget, dia mengangkat sebelah alisnya meminta penjelasan, "Huh?"

Winter tersenyum, lalu merapihkan jas sekolah Sungchan dan menepuk-nepuknya.

"Lo keren Chan kalo lagi nasehatin orang, tapi lebih keren lagi kalo lo diem. So, shut the fuck up."

Setelah itu, Winter pergi. Selagi jalan ia mengacungkan jari tengahnya untuk Sungchan tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.

















♠♠♠











Karina berjalan dengan anggun di red carpet, kemudian berpose di photo wall. Flash kamera menyambut penglihatan Karina. Suara jepretan kamera saling bersahutan, seakan gak mau nyia-nyiain kecantikan paripurna perempuan didepan mereka.

Black leather dress, boots hitam dan rambut coklat keemasan adalah kombinasi sempurna buat penampilan Karina malam ini.

Ketika Karina masuk ke dalam ruang utama, banyak orang berbisik-bisik tentang kehadirannya. Kebanyakan mereka beradu pendapat apakah 'perempuan itu' anak terakhir keluarga Yoo yang jarang muncul ke publik atau bukan.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang