Kesana-kemari coba ia mencari, namun keberadaan Jungkook sama sekali tidak terendus. Bahkan, hingga acara pemberkatan selesai, Rose masih tidak bisa menemukan keberadan Jungkook. Rasanya ingin menangis, bukan karena rasa haru akibat Ally yang sudah resmi berkeluarga, melainkan pada sesi berikutnya yang menekannya. Ia tidak siap menerima kenyataan pahit jika dirinya akan bertunangan dengan Taehyung.Air matanya turun saat melihat Ally dan Marco yang mulai berhamburan kedalam pelukan mama papa diatas panggung. Ia terus mengawasi gerak-gerik papa yang entah kapan akan memulai pengumuman pertunangannya dengan Taehyung. Saat melirik kearah Taehyung, lelaki itu pun menatap kearahnya dengan senyuman. Lagi-lagi, batin Rose berontak, mempertanyakan keberadaan Jungkook yang entah kemana.
Kalah dengan pertarungan batin yang bergejolak, Rose bangkit berdiri, tatapannya tajam terarah kepada papa. Dimana pikiran buruk mulai menguasainya. Mungkinkah papa sengaja menyingkirkan Jungkook pergi, hanya agar pertunangannya dengan Taehyung akan terlaksana tanpa halangan?
Lagi-lagi, Rose dipaksa membenci keluarganya sendiri, dan kali ini kepada papa, yang ia kira selalu mendukungnya. Rose berbalik dengan air mata yang bercucuran, ia sempat mendapati Taehyung yang ikut bangkit dan mengejarnya. Namun, langkah Rose sempat terhenti saat seseorang memanggil namanya menggunakan microphone, dan itu suara papa.
Rose menggeleng, kembali melanjutkan langkahnya dengan perasaan sakit hati. Panggilan dari Taehyung pun tidak ia hiraukan, dan suara dengingan microphone yang membuat suasana riuh, sama sekali tidak menganggu kepergian Rose. Ia hanya tidak mau menjalin hubungan dengan orang lain. Sedang ia hanya mencintai Jungkook, terlepas dengan rasa sakit yang sudah pernah ia lewati karena lelaki itu.
"Kamu mau meninggalkanku Rose?"
Suara itu menghentikan langkah Rose, ia membelalak dan bergegas membalik badannya. Diatas panggung, sosok Jungkook berdiri dengan mengenggam microphone. Dan tatapan Rose hanya tertuju padanya, dengan segala prasangka buruk yang ia tuduhkan pada semua orang yang berada di acara pemberkatan ini.
Pikiran buruk hilir-mudik memenuhi pikirannya. Permainan peran apa yang sedang keluarganya lakukan? Dan cara semenyakitkan apa yang sedang mereka rencanakan untuk memisahkannya dengan Jungkook?
Jungkook meletakan microphone begitu saja, melompat turun dari panggung yang hanya setinggi betis, lalu berjalan cepat kearahnya. Lelaki itu bahkan mengabaikan Taehyung yang menghadangnya, dan terus berjalan lurus kearah Rose. Hingga, lelaki itu berlutut dihadapan Rose, membuatnya mundur beberapa langkah dengan kebinggungan.
"Be mine," lirih Jungkook seraya menyodorkan sebuah cincin.
Rose menutupi mulutnya dengan takjub, menatap sekeliling dengan panik, ia sempat melihat Marco yang melompat dari panggung dan menahan langkah Taehyung. Terjadi sebuah perdebatan kecil antara keduanya, yang bahkan tidak bisa Rose dengar karena teramat panik. Pandangannya beralih kearah papa yang tersenyum dengan anggukan, lalu mendarat kearah mama yang membuang muka dengan kesal. Dipanggung, Ally mengangguk dengan bersemangat, membuat tangis Rose kembali pecah.
Rose ingin meneriakkan kalimat penerimaan dengan lantang, dan ingin menarik Jungkook pergi agar tidak pernah dipisahkan lagi. Namun hanya tangis saja yang keluar dari mulutnya, dan pelukan hangat dari Jungkook, menyadarkannya jika memang Jungkook lah yang berlutut dihadapannya.
"Kamu ingat dengan ucapanku di balkon? Aku akan mempertanggungjawabkan perlakuanku. Dengan menjadikanmu sebagai milikku." Lirih Jungkook.
Rose kian mengeratkan pelukannya, terlebih karena matanya yang mengabur akibat air mata, melihat sosok papa yang mendekat kearah keduanya. Papa mengusap rambutnya dengan senyuman, dan saat Jungkook mencoba melepaskan diri, Rose semakin mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentagon ✔
Fanfic⚠️ Konten Dewasa "Aku cinta kak Jungkook!" "Tapi aku cinta Alice." Lagi-lagi di tolak, lagi-lagi disakiti, dan lagi-lagi Alice. Dua tahun mencintai Jungkook sepertinya bukan benteng yang kuat untuk meluluhkan hati sang tetangga. Ungkapan cinta yang...