12. Pentagon tak Berbentuk

3K 359 95
                                    


Hari minggu, adalah hari dimana Taehyung akan ngapel dan lupa waktu. Apalagi semenjak keduanya memutuskan untuk berhubungan tapi tidak berstatus. Pukul 7 pagi saja lelaki itu sudah memarkirkan mobilnya dipekarangan rumah keluarga Martunus—Papa Rose. Membuka gerbang sendiri, menutup sendiri, bahkan masuk dari pintu rahasia yang biasa dimasuki Rose. Kalau orang lain melihat, pasti mengira Taehyung pemilik rumah.

Tapi bisa jadi dianggap maling sih.

"Hello!!!! Ada orang?!" Teriak Taehyung macam sedang di hutan.

Ally yang sedang bermalas-malasan di depan televisi bersama Marco yang terlelap dipelukannya tentu saja dibuat kaget. Dia sudah bersiap dan awas, hingga melayangkan bantal kursi begitu melihat orang asing yang berteriak adalah Taehyung.

"Gimana bisa lo masuk dari pintu belakang?"

Taehyung meringis, mengangkat jari membentuk huruf V lalu mendekat dengan bantal kursi yang dipungutnya.

"Aku tahu dari Rose kak, hehe. Eh! Kok Abang disini?!"

Taehyung membelalak, Ally juga sama, keduanya saling kaget dengan kekagetan yang berbeda. Apa-apaan ini, bukannya Marco izin pergi keluar kota seminggu, baru saja 3 hari, kenapa lelaki itu sudah pulang? Bahkan pulangnya ke rumah keluarga Martunus, calon Papa mertua Taehyung.

Wah, ada yang tidak beres ini, bejat juga Abangnya.

Baru saja Taehyung hendak melayangkan bantal kursi kearah Marco, Ally lebih dulu mencegahnya.

"Rose dikamar! Masih tidur, sana bangunin!"

Mendengar itu, Taehyung otomatis menatap lantai dua, mengangguk dengan senyuman lalu melempar bantal kursi yang langsung sigap ditangkap Ally.

"Thanks ya aksesnya kak, gue naik dulu." Rengesnya seraya berlarian kecil menuju tangga. Bahkan lelaki itu melangkahi dua anak tangga sekaligus untuk naik.

"Dasar bucin!" Gumam Ally lalu kembali memeluk Marco seperti seorang induk.

Taehyung mengetuk pintu dengan perlahan, cukup tiga kali ketukan saja lalu membuka pintu putih yang masih ditempeli kertas bertuliskan 'Taehyung Dilarang Masuk'. Saat matanya menangkap kertas itu, masih ada gambar babi disana, tapi mengapa di kepala babinya ada tanduk? Bahkan sudah dicoret-coret sedemikian rupa aneh. Dengan kesal Taehyung segera meraupnya, kertas itu tidak diperlukan lagi. Tentu saja Taehyung diizinkan masuk sekarang.

Begitu masuk Taehyung terkikik geli, pasalnya Rose tidur dengan berantakan. Selimut terjatuh dilantai, baju tidur motif kura-kuranya tersingkap, serta rambut yang hampir menutupi seluruh wajah Rose. Walau berantakan mengapa Taehyung gemas ya, apalagi melihat pusar mungil dan menggemaskan Rose. Rasanya ingin menggelitikinya hingga Rose terbahak-bahak.

Bisa dibilang ini perdana Taehyung masuk kedalam kamar Rose, sebelumnya kan ia terlarang. Namun atas izin Ally, serta hubungan keduanya yang sudah kian dekat, Taehyung rasa Rose akan memberikannya akses masuk walau tanpa izin sekalipun.

Matanya mengedar kepenjuru ruangan, menatap bingkai-bingkai foto dan lukisan di dinding. Sepertinya Rose berbakat melukis, serta memotret, karena foto yang hampir memenuhi dinding hampir semua adalah wajah Jungkook dan keluarganya. Bukankah sudah jelas jika Rose yang memotretnya? Secara diam-diam mungkin? Karena ada satu foto yang sepertinya diambil tanpa diketahui pemilik wajah.

"Cih! Emang Jungkook setampan itu?!" Cibirnya kesal.

Dia jadi mengingat ucapan Jungkook pagi itu, membuatnya kian kesal dan khawatir saja kalau terus dipikirkan. Ia khawatir jika Rose akan melepasnya lagi. Menggeleng membuang kehawatiran, Taehyung menyusuri lagi foto-foto itu, memotret salah satu foto Rose untuk kenang-kenangan.

Pentagon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang