Hingga pagi menjelang, Rose masih mendapati kekosongan di ranjang samping tempat tidurnya, ia berjalan mendekat, menyentuh ranjang rapi yang terasa dingin, seolah tak di tempati semalaman. Jadi, Jungkook tidak pulang semalam? Tapi kenapa? Perasaan khawatir menyelimutinya. Wajar, ia manusia biasa memiliki hati dan perasaan, tidak mungkin jika ia seacuh itu.
Setelah tenggelam dalam rasa khawatir, Rose memutuskan untuk membongkar kopernya. Menurut pendengarannya yang tajam, Jungkook menyewa kamar hotel ini untuk 3 malam 4 hari, maka Rose merasa lebih leluasa dan akan mengeluarkan sebagian pakaiannya. Ia mendapati sebotol minuman yang kemarin sempat ia rampas dari Mika, wanita itu membawa botol minuman sebelum pergi gym. Setidaknya Mika menyempatkan diri ikut mengantarnya ke bandara sebelum mereka benar-benar berpisah.
Melihat air jernih dalam kemasan, membuat Rose sadar jika ia belum minum, di tandaskanlah sebotol sedang air mineral itu dalam sekali duduk. Terasa lega, seakan ia mengairi tanah tandus dengan air yang melimpah.
Rose berjingkat bangkit, tangannya meraba kantung piyamanya, namun yang di cari tidak di temukan. Ia baru ingat jika belum mengabari Papa, betapa teledornya dirinya. Setelah berlompatan kesana kemari mencari ponselnya, Rose menemukan benda pilih itu terselip di dalam koper. Ponselnya habis daya, saat Rose berhasil menyalakannya dentingan pesan terus bermunculan.
"Gila! Mabok apa sih si Mika? Ngirim pesan sebanyak ini!"
Ada 17 pesan dan 22 panggilan tak terjawab, dan itu semua hanya dari satu manusia, yaitu Mika, belum dari Papanya, ternyata ponsel Rose laku keras. Rose lebih dulu membuka pesan dari Papa, mengabarkan jika ia sudah sampai dengan selamat dan tinggal di hotel untuk sementara.
Sebelum ia melempar ponselnya ke ranjang, ia terlebih dahulu membuka pesan dari Mika, namun ia mengernyit dengan binggung setelah membaca satu dari belasan pesan itu.
"Jangan minum air mineral yang lo minta dari gue!"
Pesan itu terus berulang, dengan tiap kalimat yang di akhiri dengan tanda seru yang kian banyak hingga pesan terakhirnya.
"Emang kenapa? Pelit banget lo! Udah gue abisin!" Rose menggumamkan isi dari pesannya, dengan jemari yang terus mengetik, di akhiri dengan emoji menjulurkan lidah.
Setelah membalas pesan aneh dan tidak penting itu, Rose memilih mandi, badannya sudah berkeringat dan kepanasan. Namun, rasa panas dan gerah itu tak kunjung reda, bahkan saat Rose sudah menyelesaikan mandinya sekalipun. Kini ia menyalakan AC dengan sangat rendah, terus mengipas wajahnya yang terasa amat panas.
Saat ini Rose masih mengenakan piyama bekasnya semalam, semua karena ia merasa amat kegerahan. Baginya piyama lebih longar dan sejuk, namun nyatatanya sama saja, ia dikucuri oleh keringat. Rose tak kuat menahan gerah, padahal AC menyala dengan baik. Berakhirlah ia berlari ke balkon, membuka pintu itu lebar-lebar dan keluar mencari udara segar. Namun tak ada perubahan, ia tetap saja kepanasan.
Merasa ada yang aneh dengan dirinya, Rose memikirkan apa yang ia makan hingga berimbas seperti ini? Hingga ia mendadak ingat pada peringatan Mika. Rose berlari menuju dalam kamar, meraih ponselnya di atas ranjang namun ponselnya terjatuh, badannya terasa lemas dan ambruk ke ranjang.
Rose terus menggeliat di atas ranjang, keringat terus mengucuri tubuhnya dengan deras. Ia merasakan sensasi aneh pada tubuhnya, yang membuatnya ingin terus menggeliat dan menggerang. Tangannya membuka piyamanya karena rasa gerah yang seperti tak berujung. Hingga suara pintu terbuka pun, Rose tak menghentikan kegiatannya.
"Rose! K-kamu.. ngapain?!"
"Jungkookhh! Tolong!" Pekik Rose seraya mengulurkan tangannya.
Jungkook panik, ia segera mendekat dan memindai badan Rose, tak ada darah ataupun luka, yang ia dapati adalah badan Rose yang terbuka. Ia mencoba menutupi badan depan Rose, namun berulang kali pula Rose membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentagon ✔
Fanfiction⚠️ Konten Dewasa "Aku cinta kak Jungkook!" "Tapi aku cinta Alice." Lagi-lagi di tolak, lagi-lagi disakiti, dan lagi-lagi Alice. Dua tahun mencintai Jungkook sepertinya bukan benteng yang kuat untuk meluluhkan hati sang tetangga. Ungkapan cinta yang...