Sorry kalau ada typo, jariku gede-gede 🤭
======================================
Salah, salah, salah, kata itu terus terulang dipikiran Rose, ia mengais akal sehatnya dibalik ketidaksadaran. Bagaimana ia bisa bersama Alin, sahabat yang disayanginya layaknya keluarga? Akhirnya Rose tersadar, ia menepis tangan Alin yang mencoba menyentuhnya.
"Lin, ini salah, kita nggak seharusnya begini!"
Alin menggeleng menolak, terus mendekat hingga berhasil mengenggam kedua tangan Rose.
"Dengar, kita coba bersama huh? Gue berkorban banyak buat lo Rose. Menggerogoti harta sugar daddy gue, agar kita bisa tinggal bersama, menyingkirkan Taehyung, semua gue lakukan. Tapi lo tetap tersakiti oleh Jungkook, lelaki berengsek yang gue kira nggak akan melirik lo!"
Hah?
Rose terbengong, ia benar-benar terkejut dengan penuturan Alin, apa maksudnya? Mengapa ada nama Taehyung dan Jungkook didalam obrolan mereka?
"Selama ini gue menahan, hingga saat ini tiba. Gue mohon ya Rose, kita coba huh? Kita coba bersama. Lo trauma sama lelaki, dan gue siap terima lo, siap memperbaiki perasaan lo, oke?"
Kembali Rose mengingat rasa sakit atas tindakan Jungkook padanya. Nyatanya hal itulah yang membuat ia tersakiti, karena itulah Rose merasa hancur dan kian histeris. Hanya melihat keberadaan Jungkook saja, ia merasa seperti disiksa dengan ingatan dan rasa sakit itu. Bagaimana Jungkook membelah dirinya dengan paksa, rasa sakit yang membuatnya terbaring dirumah sakit. Tidak hanya raga, setiap tetes darah dan keringat yang Rose keluarkan, itulah rasa sakit hatinya pula.
"Kita buktikan! Tunggu disini!"
Alin keluar dari kamar dengan tergesa, dari langkahnya saja wanita itu terlihat begitu berambisi. Sedangkan Rose, ia mulai menangis, merasa jika yang saat ini ia alami bukanlah kebenaran. Tidak lama setelahnya, Alin kembali masuk bersama Chris. Lelaki itu berhamburan kearah Rose, duduk dipinggiran ranjang dan segera mengusap wajah Rose, menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutupi wajahnya. Rose tidak paham, mengapa masih ada manusia yang baik padanya? Ia kira dirinya hanya akan terus disakiti oleh orang lain. Tapi mengapa orang asing yang baru ia temui beberapa hari lalu ini, datang dengan segala rasa perhatiannya? Membuat Rose merasa nyaman dan enggan menolak.
"Lo baik-baik aja kan? Ada gue disini," Chris terus mengusap wajah Rose perhatian, tampang dan kelembutan sikapnya sangat tidak sesuai. Ternyata lelaki dengan badan berotot dan tato yang memenuhi badannya itu, memiliki sifat penyayang.
Rose mengangguk, didalam hati ia bersyukur. Ucapan Alin salah, ia baik-baik saja saat Chris menyentuhnya. Bukankah ini tandanya Rose tidak trauma pada lelaki? Ia hanya trauma pada jungkook saja. Setidaknya ia merasa bahagia, karena tidak harus menyimpang untuk meraih kebahagiaan.
"Cobalah bersetubuh!"
Keduanya menoleh dengan keterkejutan, kini Alin mendekat seraya menyerukan kalimat perintah yang teramat gila. Namun dari sorot matanya yang berapi-api dan teramat mantap itu, menandakan jika Alin tidaklah bergurau belaka.
"Kita buktikan, apa lo benar-benar trauma pada lelaki, itu kan yang lo ragukan? Gue berani jamin, lo nggak akan bisa bersetubuh lagi dengan lelaki Rose! Karena kita sama, kita nggak akan bisa terima makhluk bejat seperti mereka!"
"WTH! What do you fucking mean gurl?!" Geram Chris, wajar jika ia tak tahu apapun, ia bahkan tidak mengetahui jika Alin sudah menyatakan cintanya pada Rose. Lagipula, orang sinting mana yang mau bersetubuh untuk menunjukkan bukti?
"Lo suka kan sama Rose? Bukannya ini bagus, lo bisa bercinta sama dia tanpa status? Lo untung, Rose juga untung karena bisa buktiin traumanya. Tapi dengar!" Alin beralih menatap Rose dengan penuh percaya diri, "kalau lo emang trauma sama lelaki, datang hanya ke gue, jangan wanita lain!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentagon ✔
Fanfiction⚠️ Konten Dewasa "Aku cinta kak Jungkook!" "Tapi aku cinta Alice." Lagi-lagi di tolak, lagi-lagi disakiti, dan lagi-lagi Alice. Dua tahun mencintai Jungkook sepertinya bukan benteng yang kuat untuk meluluhkan hati sang tetangga. Ungkapan cinta yang...