14. Permen Karet

2.5K 391 74
                                    

Boleh nggak minta vote sebelum baca? Seenggaknya kalian apresiasi tulisan aku,  tinggal klik bintang dipojok kiri bawah aja kok. Jujur seneng sama antusias kalian ke cerita ini, tapi kecewa liat votenya, cerita ini menggelikan? Vulgar? Nggak layak baca? Atau apa? 😫

Puanjang, 3k+ word 😊

Sorry kalau ada typo, jariku gede-gede 🤭

======================================







"Aaaaaaa my baby jeykey, my baby baby...."

Mami terus memekik dengan rengekan kesedihan, tangannya mengusap telapak tangan kanan Jungkook yang diperban, dengan lembut dan perlahan. Sedangkan Jungkook yang duduk dikursi dapur hendak menerima suapan, menjadi mengangga tanpa ada sesendok nasi pun yang masuk. Ia hanya berkedip mengalami peristiwa ini, terlebih Mami yang baru pulang berlibur langsung heboh setelah mengetahui berita perampokan konyol tempo hari. Konyol dan menggelikan, namun setidaknya mereka tak jadi kehilangan barang berharga berkat Jungkook.

"Ya Tuhan, tangan kamu nggak kenapa-kenapa kan baby? Ah nggak-nggak! Pasti kenapa-kenapa, kan di perban. Mana yang sakit sayang? Ah tidak-tidak, sudah pasti yang sakit telapak tangannya, kan—"

"Mam..." putus Jungkook, khawatir pada Mami yang terus-terusan bertanya sekaligus dijawab sendiri. Bahkan Mami terus menggeleng-geleng, membuat Jungkook takut saja. "Aku nggak pa-pa, sehat aja kok, luka nggak seberapa juga. Udah ya nanti aja introgasinya, Jk laper. Ayo aaa..."

Jungkook membuka mulutnya lagi lebih lebar, menoleh kearah Rose yang duduk didekatnya. Wanita itu hanya melongo seperti kehilangan kesadaran, baru setelah Jungkook menjentikkan jari didepan wajahnya, Rose tersadar. Sesuap bubur masuk kedalam mulut dengan tatapan tanpa putus pada wajah Rose yang kebingungan. Dikunyahnya bubur hangat itu dengan senyuman senang, rasanya enak, padahal biasanya Jungkook tidak suka bubur.

"Baby, kamu yang mengurus Jk selama dua hari ini?" Rose sempat tersentak, lalu mengangguk, sedangkan Mami kini sudah duduk disamping Rose, "Ceritakan ke Mami, bagaimana bisa tangan Jk cidera?"

"Nggak! Rose harus suapi aku dulu!"

Mami menatap Jungkook dengan mata menyipit, keningnya bergulung macam lukisan ombak. Setelahnya mendecak dengan ekspresi curiga.

"Tumben sekali kamu manja? Biasanya Mami pengen suapi aja kamu nolak! Ah! Ah! Mami tahu!" Mami menjentikkan jari dengan heboh, tersenyum sangat lebar bahkan bisa dibilang menyengir hingga deretan giginya mengkilap terkena cahaya, "kalian sudah resmi pacaran ya? Ahhhhh, Mami senang!!!!"

Jungkook memutarkan bola matanya lelah, Mami selalu berlaku berlebihan, bahkan tak pernah absen. Segala yang mami lakukan selalu lebay! Lagipula, siapa yang pacaran.

"Enggak Mi ... Kak Jungkook mana mau sih sama Rose? Kan dari dulu Rose yang ngejar, Kak Jungkooknya nggak ngejar balik. Macam lagi ngejar bus nggak sih Mi? Hahaha."

Mami dan Rose bersaut-sautan tertawa, membuat Jungkook menatap ekspresi tawa Rose. Terlihat raut tidak tulus disana, jelas jika ini bukan hal yang lucu bagi Rose, tapi mengapa ia membuat lelucon ini?

"Udahan ketawanya! Jadi cerita nggak nih?" Sinis Jungkook kesal, jelas-jalas kini ia dikacangin. Bahkan bubur dimangkuk akan segera dingin, tawa Mami dan Rose benar-benar mengesalkan, ditambah obrolan yang kini beralih menjadi gosip.

Jungkook sudah tidak selera makan lagi!

"Eh Jungkook! Mau kemana? Buburnya belum habis!"

Teriakan Mami sama sekali tidak membuat Jungkook berbalik. Lagipula sejak kapan Jungkook menjadi anak patuh? Eum.. pernah sih, tapi tidak untuk hari ini!

Pentagon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang