"California! Dulu kita cuma bisa mimpi aja nggak sih beb mau kesini. Inget banget gue pas Mika pengen tinggal di LV karena mau jadi pejudi sama menjajahi dunia malam, hahaha."
Rose tersenyum kembali mengingat kenangannya tahun lalu, saat mereka merencanakan negara yang ingin dikunjungi. Dari awal, Alin ingin pergi ke California, hanya karena ingin sering main ke mount lee untuk menatap tulisan Hollywood saja, random memang. Sedangkan Mika, ia bercita-cita ingin menjadi pejudi, misal tidak ada modal, ia akan menjadi bodyguard dulu, menerapkan ilmu bela diri yang sudah ia asah dari kanak-kanak. Bagaimana Rose tidak tersenyum saat kembali mengingat keinginan konyol sahabatnya itu?
Sedangkan Rose? Setahun lalu mendapat pukulan bantal dari Mika dan Alin karena bermimpi menikahi Jungkook, bodoh memang! Saat itu ia habis diejek dengan sebutan bucin, bahkan menjadi bulan-bulanan karena impian nyelenehnya. Menyesal rasanya pernah berfikiran seperti itu. Untuk apa ia menikah dengan iblis? Yang sampai saat ini masih memberikan rasa ketakutan yang mendalam untuknya.
"Impian lo udah berubah belum beb?"
Keduanya masih didalam sebuah taxi yang menuju apartmen sewaan yang sudah Alin siapkan. Rose tidak menyangka jika Alin sudah sesiap ini, ia sudah mendaftar kuliah, mencari tempat tinggal, bahkan semua dilakukan seorang diri. Menandakan jika ia benar-benar bertekat untuk merealisasikan impiannya. Jelas hanya Alin yang sukses, Mika dan Rose sama sekali tidak bisa mengejar impian mereka ditahun lalu.
"Udah lah! Sekarang mimpi gue bisa move on! Kalau perlu dapat bule tampan yang lebih tampan dari Jungkook! Saat gue pulang nanti, bakal gue pamerin tuh sama Ally. Cowok gue dong bule, eh dia sukanya lokalan, hahaha!" Keduanya tergelak bersama, namun didalam hati, Rose sama sekali tidak tertawa. Ia belum siap, mengucapkan kalimat itu hanya untuk menunjukkan pada Alin jika dirinya baik-baik saja.
"Okay siap! Nanti malam kita cari hiburan malam, tenang saja beb, gue udah punya kenalan orang sini. Haha jangan pernah remehkan Alin soal lelaki!"
Rose mengangguk antusias, namun ia kembali berfikir, apakah ia bisa menjalani hidup normal dengan lelaki baru disisinya? Apa ia bisa mencintai lelaki itu seperti, atau bahkan lebih besar dari cintanya ke Jungkook dulu. Ia pernah bodoh, buta, tuli dan mati rasa karena mencintai lelaki itu. Rasanya, hidupnya akan menjadi lebih sulit untuk kedepannya, karena bayang-bayang Jungkook tidak akan semudah itu hilang.
Benar atas ucapan Alin, saat tiba di apartmen, mereka segera mengistirahatkan diri dan berbenah. Setelah selesai membongkar koper, Alin benar-benar mengajak Rose keluar untuk hunting lelaki tampan. Disinilah mereka, untuk permulaan mengunjungi bar terdekat, lalu akan dilanjut pesta tengah malam nanti. Ternyata Alin seniat itu.
"Tck! Samain saja pesanan kita, gue mau angkat telepon dari mantan daddy!" Alin mendecak kesal saat sedari tadi baru memasuki bar, ponselnya terus bergetar, begitu layarnya dihadapkan kearah Rose, nama mantan tertera disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentagon ✔
Fanfiction⚠️ Konten Dewasa "Aku cinta kak Jungkook!" "Tapi aku cinta Alice." Lagi-lagi di tolak, lagi-lagi disakiti, dan lagi-lagi Alice. Dua tahun mencintai Jungkook sepertinya bukan benteng yang kuat untuk meluluhkan hati sang tetangga. Ungkapan cinta yang...