Manarik nafas panjang-panjang, ia mantap melangkah keluar dari bandara. Meremas koper ditangan kanannya, akhirnya ia benar-benar menginjakkan kakinya di negara ini lagi, Rose memutuskan pulang untuk Ally, untuk Papa dan Mama. Mulai menggigit bibir bawahnya saat pandangannya bertemu tatap dengan lelaki tinggi menjulang yang kini berlarian kearahnya, bagaimana Marco tahu kalau Rose pulang? Saat semakin dekat, lelaki itu tersenyum dengan semringah dan merentangkan kedua lengannya.
"Selamat datang dikampung halaman adik iparku yang cantik!"
Rose heran, bagimana Marco bisa tahu, dan bagaimana dirinya bisa sebiasa ini? Sedangkan kini Rose merasa canggung akibat rasa cinta yang pernah Marco miliki untuknya. Jika dulu mereka teramat dekat dan biasa bergurau bersama, Rose rasa ia tak bisa lagi melakukan hal yang sama sekarang. Tapi Marco bisa melupakan perasaannya begitu saja? Baguslah. Menatap lengan Marco yang kian terbuka lebar, dan lelaki itu mendekat untuk memeluknya, Rose pasrah saja menerima pelukan lelaki itu. Mereka terbiasa seperti ini dulu, bahkan rasa sayang dan perhatian Marco mengalahkan Ally yang jelas-jelas kakak kandungnya. Tetapi rasa sayang dan perhatian itu memiliki maksud lain ternyata.
"Kok tahu kalau gue pulang?"
"Kamu lupa aku orang ber duit?"
Ah, maafkan Rose yang sempat lupa jika Marco dan keluarganya amat kaya. Setahunya mereka memiliki jet pribadi, bahkan Taehyung pun memilikinya saat ia berulang tahun ke 17, hebat memang. Walau sudah mengetahuinya sejak lama, entah mengapa Rose masih terus merasa iri. Tapi apa hubungannya kekayaan dengan kepulangan Rose sekarang? Tidak mungkin kan jika Marco mendapat informasi dari pihak penerbangan?
"Oh my gosh... jangan bilang Kakak dapat info dari..." Rose menunjuk area dalam bandara, dan melihat anggukan Marco, Rose hanya mendecak kesal. Mudah sekali orang kaya mendapat apa yang mereka mau, Rose benar-benar iri! Untuknya memiliki liburan panjang seorang diri saja harus melalui drama pemerkosaan dulu. Haha hidup ini sungguh tidak adil!
"Sorry aku merusak segalanya Rose, aku pastikan nggak ada lagi rasa cinta, karena aku akan sayang kamu sebagai adik, oke?"
Rose mengangguk, walau ia tak yakin jika semua akan bisa kembali seperti dulu, setidaknya ia harus mencoba, toh ia tak akan sering bertemu dengan Marco. Rose akan kembali pergi setelah memastikan keadaan Ally baik-baik saja, untuk apa ia menetap? Lagipula, bagaimana reaksi keluarganya saat mengetahui jika dirinya sedang hamil? Mungkin Rose akan kembali diasingkan, dibuang dan tak dianggap ada.
Marco melepaskan diri, tersenyum lebar lalu mengambil alih koper Rose.
"Ayo, Ally sudah menunggu."
Mobil Marco melaju dengan kecepatan sedang, walau tidak secanggung awal, namun tetap saja Rose merasa tak nyaman. Bayangkan saja, lelaki yang dianggap sebagai kakak, ternyata menyimpan rasa cinta. Ini sulit, rasa cinta tidak akan semudah itu hilang, tapi beda cerita jika cintanya Marco hanya sebatas rasa bosan pada Ally saja.
Bukan berharap untuk dicintai Marco dengan tulus. Namun bagi Rose, sikap Marco sekarang, menandakan jika Rose memang hanya pantas dijadikan pelarian dan pelampiasan saja.
"Aku tahu pertama kali Ally sakit tuh dapat kabar dari Jungkook." Ucapan Marco memecah keheningan, Rose kini menoleh seakan menantikan ucapan lanjutan yang akan dikatakan lelaki itu.
"Dari awal aku tahu kalau Jungkook suka sama Ally, tapi sama sekali nggak membuat aku takut, kenapa?" Marco sedikit melirik Rose lalu kembali fokus dengan kemudinya. "Cinta Jungkook ke Ally hanya pelarian, dia tersakiti bukan karena cintanya nggak terbalas, tapi karena dia gagal berpaling,"
Rose mengernyit tidak paham, sama sekali. Marco dengan santai mengatakan pelarian, namun mengatakan gagal berpaling, sebenarnya kemana arah obrolannya. Masa bodoh, pun nyatanya tidak akan ada yang berubah, entah Jungkook benar-benar cinta atau tidak, yang pasti ia terobsesi dengan Ally. Begitupun Rose yang pernah tergila-gila pada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentagon ✔
Fanfiction⚠️ Konten Dewasa "Aku cinta kak Jungkook!" "Tapi aku cinta Alice." Lagi-lagi di tolak, lagi-lagi disakiti, dan lagi-lagi Alice. Dua tahun mencintai Jungkook sepertinya bukan benteng yang kuat untuk meluluhkan hati sang tetangga. Ungkapan cinta yang...