Welcome

3K 312 27
                                    

Gulf termenung tanpa sadar mobil sudah berhenti sejak 5 menit yang lalu. Suara pintu terbuka membuat dirinya tertarik kembali pada kenyataan. Menoleh ke sumber suara mendapati Mew keluar dari mobil. Ia pun mengobservasi pemandangan di luar mobil terlebih dulu sebelum ikut keluar menghampiri Mew.

"Dimana ini paman?" pertanyaan mengudara.

Mew tak menanggapi tetap diam seperti disepanjang perjalanan tadi. Tak ada pembahasan diantara keduanya walau ada banyak pertanyaan ingin dilontarkan Mew tapi dia memilih diam tidak mempertanyakan insiden di kampus tadi.

Selang berapa menit terdengar bunyi bel dan anak-anak kecil di dalam gedung keluar berhamburan dari bangunan terdapat banyak bentuk karakter lucu. Tak ayal bocah 6 tahun sedang melangkahkan kakinya mendekati sang Daddy.

"Daddy, Aron dapat piala!" Girang anak itu berlari tergesa-gesa dengan senyum lebar.

Mew melipat kakinya, berjongkok menghadap sang anak. "Selamat jagoan, Daddy bangga padamu."

"Beri aku hadiah, Daddy." Mata jernih itu penuh sparkling.

Mew terkekeh. "Jagoan Daddy mau apa hm?"

"Mau ketemu papa!" Serunya ceria.

Di sisi samping Mew ada manusia manis tengah berekspresi terkejut mendengar permintaan Aron. Papa yang dimaksud dia 'kan?

Terlalu excited dengan piala, Aron tidak menyadari keberadaan figur lain disamping Ayahnya. Sebelum kemudian mengikuti arah pandang Mew lantas terhenyak melihat orang yang dia maksud berada tepat di sebelah si Ayah.

Aron membeo lucu terlampau kaget tak menyangka ada wujud yang selalu ingin ia temui, "Papa?"

"Apa lihat-lihat?" delik Gulf garang.

"Ini benar Papa?" Ulang Aron memastikan jika ia tak salah lihat.

"Ck, aku bukan Papamu," ketus Gulf. Semua adalah kebohongan yang tidak disadari.

"Papa itu galak berarti benar Phi adalah Papa Gulf!" Dengan kaki pendeknya ia melompat kecil di tempat isyarat senang.

"Khu!!!" Aron berlari kearah gurunya. "Ayo Aron perkenalkan pada orang yang melebihi mommy seperti yang khu bilang dulu."

Guru tersebut adalah guru yang ikut melerai pertengkaran Aron bersama teman-temannya tempo lalu. Dirinya tak menyangka si murid masih mengingat kalimat penenang yang waktu itu ia lontarkan secara spontan. Tapi bila begitu adanya dia turut bahagia sebagai guru melihat mimpi sang murid menginginkan kedua orang tua yang utuh telah tercapai.

"Sebenyar ya khu." Aron kembali ketempat Daddy serta Papanya berada. Menggandeng telapak tangan Gulf seraya menggeretnya. "Papa ayo bertemu khu Aron."

Bocah itu langsung menariknya dengan berlari.

"Hey panjul, lepaskan aku astaga, paman kenapa kau diam saja!!"

Dengan pasrah dia dibawah anak itu pergi. Sudah lemas kaki ini hanya sekedar pembelaan menghadapi tingkah pecicilan anak kandung paman tua satu itu. Sedangkan Ayahnya si bocah hanya diam ditempat sembari melambaikan tangan tak lupa tersenyum lebar. Sial sekali Gulf hari ini.

• • •

Melangkahkan kaki masuk pada bangunan mewah nan indah, itulah kata yang terbesit dibenak Gulf sesaat setelah melangkah masuk ke hunian paman tua.

Tak kalah dengan mansion keluarga Kanawut. Jika mansion orang tuanya begitu mewah dengan pesona bangunan tradisional, maka bangunan ini terkesan begitu modern dengan nuansa eropa.

Kedua kaki jenjang itu tak hentinya melangkah mengikuti Mew yang berjalan didahului oleh Aron yang sudah naik duluan ke lantai dua letak kamarnya berada.

[End] I Found You (MewGulf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang