"Hey kenapa kau main gendong aja, turunkan aku paman, aku tak setuju dengan idemu." Gulf memukul-mukul punggung bidang berlapis jas navy itu saat tubuhnya digendong ala karung goni.
Mew berjalan santai di dalam restoran, menulikan pendengarannya dari ocehan Gulf yang tak akan berhasil untuk membujuknya. Misalnya seperti
"Paman aku akan memeberimu permen jika kau menurunkanku, na?"
"Kau tak tertarik rupanya, bagaimana jika ku kasih separuh saham yang kumiliki? Tapi setelah aku menganntikan Pho ku."
"Tidak aku sudah punya."
"Kukasih 3 kupon vip untuk jalan-jalan ke nereka bersama keluargamu bagaimana? Ditambah layanan penyiksaan seumur hidup biar aku tak bertemu denganmu lagi."
Mew mengerlingkan matanya, menampar pantat Gulf isyarat menyuruhnya untuk diam.
Gulf mengaduh kesakitan, "Kenapa kau sangat suka bersikap seenaknya, paman gila."
"Kau tak mengaca?" Gulf berdengus masih terus memberi bujukan supaya ia bisa dilepas oleh Mew. Tapi tentu saja pemuda Kanawut tidak akan bisa lepas dari jeratan harimau sedang kelaparan.
Hingga mereka tibah diluar restoran tepatnya di parkiran. Mew munurunkan tubuh Gulf yang saat itu pula Mew mendapat luka di pipi kirinya karena tiba-tiba saja kena tinju Gulf, kecepatannya tak bisa diremehkan mahasiswa satu ini.
"Rasakan itu dasar paman gila mesum." Gulf berkata dengan mata yang tersirat emosi di dalamnya dan sebutan Mew bertambah lagi rupanya.
Mew meringis setelahnya tersenyum mengejek, "Kau memukul seperti wanita." Kecepatannya memang tak bisa diragukan tapi kekuatannya tak seperti yang Mew bayangkan, "payah."
Satu kata itu seakan menghantam emosi Gulf yang tak bisa dikendalikan dengan baik menimbulkan dirinya terbawa semakin dalam tenggelam pada genangan kemarahan yang mencuat mengepalkan tangannya lalu melayangkannya kearah wajah Mew namun sekarang pergerakannya terbaca mengakibatkan pukulanya dapat ditahan oleh Mew. Reflek yang dimiliki mew sangat bagus hanya saja tadi dia membiarkan Gulf untuk memukulnya, sedikit pengampunan untuk perbuatannya di kamar mandi tadi. Mew bergerak cepat memilintir tangan Gulf hingga berada di belakang lalu memojokan tubuh lebih muda pada sisi kiri mobil menyebabkan pipi Gulf menempel di sana.
"Kau tak akan bisa menumbangkan niat ku, kid, sekalipun kau membunuhku itu hanya angan tak tersampaikan," ucapnya tepat di telinga gulf. Bisikan itu dapat membuat tubuh Gulf terlonjak di ikuti dengan telinganya yang ditiup, rasa panas dari nafas itu menjalar ke dalam telinga membuat tubuhnya kembali merinding.
"Ba-bajingan, aku tak akan tunduk padamu sekalipun aku disiksa olehmu." Dia berkata sambil mencoba melepaskan tangannya. Tapi, bagaimanupun kekuatan yang dimiliknya tak sebanding, ia pun hanya pasrah di bawah masuk ke dalam mobil. Tak disangka kalimat itu berhasil menarik perhatian Mew menyebabkannya semakin tertarik untuk menaklukan sifat angkuh dan pembangkakang yang dimiliki Gulf.
"Jika begitu yang kau inginkan akan kuturuti dengan senang hati, nak."
• • •
Di tengah perjalanan hanya kediaman yang menyelimuti mereka, Mew yang fokus menyetir dan memikirkan apa yang akan dilakukan untuk menyiksa Gulf nanti, sedangkan si penumpang memikirkan bagaimana caranya kabur sekaligus meratapi nasibnya yang tak beruntung. Dia bersyukur bisa lepas dari acara pertunangannya tapi kenapa ia malah terjebak dalam kandang macan.
"Gulf." Panggil Mew memecah keheningan, sedangkan yang dipanggil tak menunjukan tanda-tanda kehidupan, masih asik dengan pemikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] I Found You (MewGulf)
FanfictionPemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya begitu saja dengan lancang. Lantas, apa pemuda itu menerima kehadiran pria tersebut dihidupnya? "Papa...