dah tau lahya bakal ada apa di chp ini, ok deh sip enjoy-!
-Gulf luar biasa kesal setelah membuka pintu unit apartemen yang katanya milik paman itu. Lekas menoleh maut pada pria di belakangnya. "Ini yang kau sebut dengan kencan, paman?!"
"Iya, untuk sekarang kita kencan di sini, besok-besok aku ajak kau pergi yang jauh," jawab Mew santai, menutup pintu masuk kemudian maraih pergelangan tangan si muda untuk menuju sofa ruang tamu guna memangkunya dengan jeratan erat melingkar di pinggang.
"Bisa aku dapat tempat duduk sendiri?"
"Tidak." Cengkraman di pinggang menguat, tidak membiarkan Gulf bergeser dari pahanya. Sementara pemuda Kanawut pasrah membiarkan paman itu memangkunya alias ia malas berdebat.
"Kau sudah makan?" tanya Mew. Mengendus perpotongan leher bocah yang aromanya selalu memberi ketenangan.
"Sudah tadi, sekarang aku hanya butuh mandi."
Mew menukikan alis tak suka dengan pernyataan Gulf. "Kau tak pernah lagi bisa pergi dariku, Gulf. Kau milikku saat ini dan selamanya."
"Kau sudah gila ya?"
"Iya aku gila karenamu."
"Aku hanya mandi tak sampai pindah warga negara." Tatapan aneh sekaligus kesal mengarah ke Mew. "Lepaskan aku, ini gerah paman."
"Nanti saja, aku masih mengisi energi setelah berpisah dua minggu denganmu."
Gulf membiarkannya, tak berkutik lagi. Kini keduanya saling beradu pandang. Mew menangkap perubahan raut Gulf tampak gelisah. Dia menangkup rahang Gulf, menyesap pelan bibir bawah yang dari tadi menggoda untuk disesap.
"Jangan ragu untuk cerita padaku jika kau kesulitan hmm."
Gulf menggelengkan kepala, lebih tepatnya menahan diri.
Mew tahu pemuda ini berbohong. "Kenapa Gulf?"
Suara bariton mengalun membelai gendang telinganya. Ibu jari Mew turut mengelus sisi wajah pemuda di pangkuannya memberi gestur menenangkan diri.
Gulf menahan nafas, dari awal kenal Mew dia bertanya pada diri sendiri. Ada apa dengannya yang selalu nampak lemah tanpa perlawanan jika disandingkan dengan paman itu.
"Saat menginjak remaja, aku tak mengenal lagi apa itu kehangatan dari rumah yang sesungguhnya. Tapi ketika aku tak sengaja ke rumah sakit untuk bersembunyi dari kejaran polisi, aku bertemu dengan makna sebenarnya rumah yang aku inginkan dari dulu yaitu orang yang mampu mengisi hatiku... ialah rumahku tuk pulang."
Mew terdiam, setia mendengarkan cerita pemuda dengan jemari terus mengelus punggung Gulf.
"Namun, lagi-lagi sang Kuasa tak menginginkanku untuk pulang, rumahku telah direnggut dari sisiku selamanya." Gulf mendesah, menunduk tidak berani menatap terang-terangan mata Mew.
"Aku takut..." Rasa sakit perlahan menyebar hingga membuat dadanya sesak. Sisi terlemahnya yang membeku kembali mencair.
"Perasaan yang dulu sempat hilang sekarang kembali menghinggapiku, bukan dengan orang yang sama melainkan dirimu, kau membawa rasa itu kembali mengisi kekosonganku."
Gulf memejamkan mata, bahkan ingatan kelamnya kembali bagaikan roll film. Dia takut kehilangan, dia takut ditinggalkan, ia tak mau merasakan itu untuk kesekian kalinya.
"Semakin hari aku semakin terjatuh padamu... t-tapi bagaimai jika kau... kau." Tubuhnya bergetar ketakutan. Mew menarik Gulf ke pelukannya.
Usakan lembut mengelusi surai Gulf, mengingat bocah yang selalu menekan perasaannya dan hidup dibalik bayang-bayang sang mantan itu tak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] I Found You (MewGulf)
أدب الهواةPemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya begitu saja dengan lancang. Lantas, apa pemuda itu menerima kehadiran pria tersebut dihidupnya? "Papa...