Gulf merasa hambar di tempat yang bising dan penuh gairah anak muda ini, meski tadi ia sudah menyemprotkan bibitnya 2 kali tapi tetap tak ada yang bisa merubah mood-nya saat ini.
Terhitung tiga hari Gulf melarikan diri dari orang tuanya dan menumpang tidur di apartment milik Off. Ia kabur dari rumah dalam rencana menolak mentah-mentah perjodohan guna membalas budi. Sang Ayah juga tak tinggal diam, kartunya sudah di blokir duluan olehnya. Tapi itu tak sampai membuatnya jatuh miskin karena dia sudah siap membawa uang tunai yang cukup digunakan untuk bertahan hidup beberapa hari kedepan. Ia membeli minum, menyewa jalang serta ke taman bermain kemarin menggunakan uang darurat itu.
"Oi Nong tak mau menguras sperma mu lagi?" Boun mendudukan pantatnya pada sofa merah maroon sebelah Gulf.
"Tak ada yang menggoda disini."
"Ada apa gerangan, kawan?"
"Hanya bosan."
"Pulang sana selesaikan urusanmu." Boun selalu mendesak Gulf untuk pulang, dan jawaban Gulf selalu sama, yaitu. "Tidak akan, sebelum mereka membatalkan perjodohan bodoh ini."
"Bocah meresahkan." Boun berdecak, meminum segelas vodka pada genggaman.
Dering ponsel Gulf berbunyi, tanpa babibu ia mengangkatnya.
"Ada apa, pho?" Minimal Gulf tidak memblokir nomer Ayahnya.
"..."
"Aku datang." Gulf mengakhiri panggilan sepihak dan langsung tancap gas meninggalkan club, tak mengindakan Boun yang berteriak memanggil namanya.
Gulf akan pulang sekarang. Karena Mae tengah sakit dan Gulf paling lemah jika berkaitan dengan Ibunya. Kira-kira sudah seminggu dia tak menginjakan kaki di mansion megah itu. Ia tak diperbolehkan untuk memiliki apartemen sendiri, dengan alasan dirinya belum bisa mandiri dengan umur yang sudah dewasa ini.
Di dalam perjalanan Gulf hanya fokus ke jalanan yang ramai sambil menikmati dersik angin malam. Mengambil jalan tikus untuk memangkas sedikit waktu. Tanpa sadar di depannya sudah ada seorang wanita dengan penampilan yang berantakan. Reflek Gulf mengerem yang menyebabkan suara decitan antara ban dengan trotoar.
"Khun, tolong bantu aku." Mohon wanita itu dengan air mata tak berhenti tuk membanjiri pipinya.
Gulf menjagang motornya seraya melepas helem. Hendak bertanya 'ada apa'. Tapi, seorang pria lebih dulu berteriak.
"Mau kemana gadis jalang?" Suara khas orang mabuk masuk ke gendang telingi Gulf. Menatap bergantian wanita serta pria itu. Setelah paham dengan situasi, Gulf turun dari motor dan menyuruh si wanita untuk diam pada posisi sementara dia menghampiri lelaki yang setengah sadar tersebut.
"Ada pahlawan kemalaman rupanya." Suara gemerlutuk berasal dari tulang tangan preman yang mempersiapkan diri guna menghajar pemuda di depannya.
"Jika aku pahlawan maka kau penjahatnya, rasakan ini keparat."
DHUAK!
Gulf memberi bogeman ke wajah preman itu, menyalurkan rasa emosi bercampur jijik. Si lawan yang tak terima pun balas menonjok. Namun, dengan cekatan Gulf menangkap pukulan tersebut lalu memutarnya 90° dan menendang perut yang membuat preman itu langsung tumbang.
Setelah beres menghajar manusia tak berguna tadi Gulf kembali menemui si wanita. "Kau baik-baik saja?"
"Aku tak apa." Gadis itu mengulum senyum untuk menutupi kebohongannya.
Gulf sebagai orang yang 'berpengalaman' dibidang ini tahu bahwa itu sebuah alasan. "Kau terluka, ayo kita ke apotek."
Gadis itu menggeleng brutal menutupi luka di lengannya. "Ini hanya goresan kecil."
"Jangan beralasa—" Kalimat Gulf terpotong karena teriakan dari arah depan.
"DIA YANG MENGHAJAR BOS KITA!" jerit seorang pria yang sepertinya anak buah preman tadi. Teriakan barusan menjadikan suar bagi yang lain untuk segera berlari ke Gulf.
—
Bye<3
Selalu jaga kesehetan guys💙
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] I Found You (MewGulf)
FanfictionPemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya begitu saja dengan lancang. Lantas, apa pemuda itu menerima kehadiran pria tersebut dihidupnya? "Papa...