"Mae, pho, kalian di mana?"
"Mae ada di taman belakang!" sorak wanita paru baya samar-samar.
Segerah Gulf bergegas menuju taman belakang yang terdapat rumah kaca berisi koleksi bunga sang Ibu.
Gulf menemukan wanita yang dicintainya melebihi diri sendiri sedang bersenandung pelan mengikuti alunan musik kalem dari ponsel, bibirnya terangkat membentuk lengkungan manis kala menyirami bunga krisan berbagai warna. Ibunya masih terlihat cantik walau umurnya sudah tidak belasan lagi. Senyuman damai terlihat lagi menghiasi wajah sedikit kendur itu saat mencium wangi yang khas.
Tidak ingin mengganggu, Gulf berdiri diam pada tempat nan terus memperhatikan apa yang Ibunya lakukan. Tapi batin Ibu terhadap anak terjalin kuat, Ibunya menyadari keberadaan Gulf dan memanggil sang anak untuk mendekat.
"Gulfie." si wanita membuka tangan lebar, meminta si putra untuk memeluknya yang dibalas dengan senang hati memeluk tubuh Ibunya yang sedikit ringkih sekarang dibandingkan masih gadis dulu.
"Bagaimana kabarmu, nak?" Gulf terkekeh mengecup pipi terkasihnya, ia rindu bermanja seperti dulu saat masih duduk dibangku sekolah dasar.
"Aku baik, Mae." Ibu Aim sedikit melonggarkan pelukan supaya bisa melihat wajah si putra.
Wanita yang sedari tadi mengawasi dua orang sedang menyalurkan kasih sayang satu sama lain hanya membentuk seulas senyum tipis. Begitu Ibu Aim melihat pada cewek itu dan memanggilnya untuk lebih mendekat, barulah dia ikut nimbrung lalu memeluk Nyonya Kanawut. "Senang melihat Tante sehat begini."
"Kau selalu lupa memanggilku Mae, Poom."
"Belum terbiasa, Mae." Poom menyengir setelah dilepasnya pelukan singkat itu.
"Astaga kau sudah punya anak dengan putraku tapi masih saja pelupa." Poom tersenyum sebagai tanggapan.
"Yasudah, ayo masuk kedalam, Mae masak banyak hari ini dan semuanya hidangan kesukaan cucuk cantikku." ucap excited Ibu Aim. Kepalanya clingak-clinguk seperti sedang mencari seseorang. "Oh iya dimana cucukku? aku rindu sekali dengannya."
"Hahaha Natcha sudah dimonopoli duluan sama Pho, Mae." Tawa itu berasal dari Gulf.
"Pho mu itu selalu tidak mau mengalah pada Mae jika menyangkut Natcha, yasudah kalian cepat menyusul ya Mae masuk kedalam dulu." Anggukan dua insan sebagai respon. Sebenarnya itu tak berpengaruh karena Ibu Aim jalan cepat tanpa menunggu balasan.
"Mae dan Pho seperti anak kecil saja, dasar tak tau umur," gumam Gulf yang dapat ditangkap oleh indra pendengaran Poom yang melingkarkan tangan pada lengan sang suami membut Gulf reflek menatap balik dirinya.
"Aku tak mengira kita benar-benar menjadi keluarga sekarang. Aku sangat, sangat bahagia, Gulf."
Pemuda Kanawut itu tersenyum hangat mengusap jemari Poom berada pada lengannya. "Anak kita lucu, mana ada aku nolak."
Berdengus, lantas Poom melepaskan kaitan tangannya merenggut sebal seraya monoel ujung hidung Gulf gemas. "Padahal dulu ada yang bilang pada Ibunya lewat telepon bahwa itu bukan anaknya. Sakit hati aku bila mengingat ucapanmu waktu itu."
"Iya maafkan aku... sekarang kita ambil hikmahnya saja dan jadikan pelajaran kedapan untuk memberi banyak cinta ke Natcha," sesal Gulf, menggapai tangan kurus itu untuk diciumnya lama.
"Aku juga tidak menyangka kau akan menjadi semanis ini."
Melingkarkan tangan memeluk sang istri saat ini tengah memejamkan mata saat bibir Gulf mendarat pada dahinya.
"I love you."
"Love you too, my husband."
Sayangnya adegan picisan itu dihentikan oleh teriakan cempreng dari arah teras belakang menuju tempat Gulf dan Poom berpijak.
"Mama, Papa ayo ke dalam, kita foto bersama Kakek dan Nenek!!" Setelah gadis berumur 9 tahun itu kembali masuk kedua orang tuanya masih tersenyum memandang satu sama lain.
"Gulf mari kita jalani hari tua bersama, aku dan kamu akan menjadi kita yang tidak bisa dibandingkan oleh kebahagian apapun di dunia."
END
TAPI BOONG
Ayo sini senyum lihat kamera yang ketipu📸
wkwkwk selamat hari April Mop🤣
walopun telat tapi gapapa masih bisa ku tipu kalian xixixi🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] I Found You (MewGulf)
FanfictionPemuda yang memiliki pamor playboy dan berandal tak pernah membayangkan menjadi pihak bawah. Namun, seorang pria berbuntut satu membalikan dunianya begitu saja dengan lancang. Lantas, apa pemuda itu menerima kehadiran pria tersebut dihidupnya? "Papa...